RADARSUMEDANG.id, KOTA – Warga Dusun Cikeusi, Desa Cinangsi, Kecamatan Cisitu, mengeluhkan kondisi Jembatan Cibayawak yang rusak parah dan tidak dapat dilalui kendaraan sejak beberapa tahun terakhir. Jembatan yang menghubungkan Dusun Cikeusi dengan Desa Nanggerang ini menjadi akses vital bagi mobilitas warga.
Menurut Icu, salah seorang warga, jembatan tersebut belum pernah diperbaiki selama delapan tahun terakhir oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang.
“Jembatan ini sangat penting bagi warga dua desa untuk mengangkut hasil pertanian maupun aktivitas harian. Tapi sekarang, warga hanya mengandalkan jembatan darurat dari bambu yang dibangun secara swadaya,” ujarnya saat ditemui sejumlah wartawan, Jumat (11/4/2025).
Icu menambahkan, kerusakan parah terjadi sejak 2022, membuat warga seperti terisolasi. Ia berharap pemerintah segera melakukan perbaikan permanen.
“Kalau melintas di jembatan darurat, harus ekstra hati-hati karena goyah. Apalagi kalau ada motor lewat, benar-benar menguji adrenalin,” ucapnya.
Kepala Dusun Cikeusi, Asep E. Hasanudin, menjelaskan bahwa Jembatan Cibayawak yang terletak di RT 02 RW 02 dibangun tahun 2017 menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK). Namun, akibat erosi sungai dan pergeseran tanah, struktur jembatan rusak berat dan tidak bisa digunakan lagi.
“Sejak jembatan rusak, tak ada jalur alternatif yang memadai. Warga hanya bisa lewat jalur darurat yang sempit dan berbahaya,” jelas Asep.
Ia menyebut, kerusakan jembatan berdampak pada 205 kepala keluarga atau sekitar 594 jiwa. Aktivitas ekonomi lumpuh, akses pendidikan, layanan kesehatan, hingga pasar menjadi terhambat.
“Anak-anak sekolah dan lansia harus melewati jalan licin dan sulit. Mobil sama sekali tidak bisa masuk,” tambahnya.
Warga sempat mengandalkan Jembatan Cibuligir sebagai alternatif, namun kondisinya pun rusak sejak awal musim hujan tahun 2024. Perbaikan baru dilakukan secara swadaya menjelang Lebaran 2025, tetapi akses tersebut jauh dan harus memutar.
“Jalur itu pun hanya bisa dilalui kendaraan kecil seperti angkutan kota atau colt. Itu juga lebih banyak dipakai antar-jemput anak sekolah,” katanya.
Terkait upaya pemerintah, Asep mengatakan pihak desa sudah melakukan pemeriksaan awal dan melaporkan kerusakan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Sumedang. Namun hingga kini belum ada realisasi perbaikan permanen.
“Meski sudah ada perbaikan sementara, kondisinya tetap licin, sempit, dan tanjakannya curam. Kami sangat berharap Pemkab Sumedang, khususnya Dinas PUTR, segera turun tangan. Warga butuh akses yang layak dan aman,” tegasnya.
Secara terpisah, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUTR Sumedang, Deni Syafarat Sughandi, menyatakan bahwa Jembatan Cibayawak sudah menjadi perhatian pemerintah daerah.
Namun, kata Deni, perbaikan memerlukan kajian geologi karena kondisi tanah di bawah jembatan tidak stabil.
“Sedang dikaji bersama tim geologi terkait pergerakan tanah. Kalau langsung dibangun tanpa kajian, dikhawatirkan jembatan rusak lagi. Kerusakan bukan karena struktur, tapi pergeseran tanah yang menggeser abutmen jembatan,” jelasnya. (jim)