RADARSUMEDANG.id, KOTA — Hingga lebih dari dua dekade berlalu sejak mulai mengabdi, para tenaga honorer yang aktif sejak tahun 2003 masih belum mendapat kejelasan nasib. Mereka merasa janji-janji dari pemerintah hanya sebatas wacana yang tak kunjung direalisasikan. Keprihatinan ini disampaikan oleh Imadudin, S.Ag., salah seorang pengurus Forum Honorer Kabupaten Sumedang tahun 2003.
“Para honorer 2003 kini hidup dalam ketidakpastian. Banyak di antara kami yang telah puluhan tahun mengabdi, namun belum juga mendapatkan pengangkatan sebagai ASN atau PPPK. Bahkan, sebagian justru menghadapi kondisi ekonomi dan kesehatan yang memprihatinkan,” ujar Imadudin saat ditemui belum lama ini.
Salah satu kasus memilukan menimpa Renis Khodijah, tenaga honorer yang bertugas di salah satu dinas di lingkungan Pemkab Sumedang. Renis, yang berasal dari Desa Sukajaya, mengalami kecelakaan lalu lintas di sekitar kawasan Kampung Toga. Akibat kecelakaan itu, ia harus dirawat intensif di RSU Sumedang. Namun, dengan penghasilan yang sangat terbatas sebagai honorer, Renis tidak mampu membayar biaya rumah sakit.
“Ini bukan kasus satu-satunya. Honorer dari Pasanggrahan Baru pun mengalami hal serupa. Baru keluar dari rumah sakit dengan kondisi serba kekurangan. Ini membuat kami semakin khawatir, karena kami merasa tidak ada jaminan hidup ataupun perlindungan seperti asuransi kesehatan dan kecelakaan,” imbuh Imadudin.
Lebih menyakitkan lagi, lanjutnya, dalam proses seleksi PPPK yang berlangsung belakangan ini, justru banyak tenaga honorer yang baru mengabdi beberapa tahun yang diterima. Sementara para honorer lama, termasuk angkatan 2003, banyak yang belum juga diangkat.
Forum Honorer Kabupaten Sumedang berharap agar pemerintah segera menetapkan kebijakan yang berpihak kepada para honorer senior yang telah lama mengabdi. Selain pengangkatan sebagai ASN atau PPPK, mereka juga mendesak agar pemerintah memberikan jaminan perlindungan seperti asuransi kesehatan dan kecelakaan kerja.
“Harapan kami sederhana: ada keadilan, kepastian, dan perlindungan dari negara. Kami ingin hidup dengan layak setelah sekian lama mengabdi,” pungkas Imadudin.(rik)