Ahli Unpad Ungkap Penyebab dan Rekomendasi Penanganan Longsor Cisarua

oleh
Foto udara kondisi jalan putus di Desa Cisalak akibat tergerus longsor, pada Minggu (5/5) pagi. berdasarkan kajian sementara ahli Geologi dari UNPAD, tingginya kadar air dalam tanah, menjadi faktor utama penyebab terjadinya longsor.

RADARSUMEDANG.id, CISARUA – Ahli geologi dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Irfan Sopian, meninjau langsung lokasi pergerakan tanah di Dusun Sukaasih, Desa Cisalak, Kecamatan Cisarua, yang terjadi pada Minggu pagi (4/5). Peristiwa tersebut menggerus jalan penghubung antardusun dan mengancam 17 rumah warga.

Dalam tinjauan lapangannya, Irfan mengungkapkan bahwa hasil kajian sementara menunjukkan tanah di lokasi longsor tersusun dari material vulkanik bagian atas yang rawan longsor, terutama saat kandungan air tanah meningkat.

“Dari hasil pengamatan langsung dan penggunaan drone untuk memetakan area mahkota dan batas longsoran, terlihat bahwa peningkatan kadar air dalam tanah menjadi pemicu utama. Masih ada rembesan air di batas antara lapisan tanah poros dan tanah kedap air,” jelasnya, Rabu (7/5).

Irfan menambahkan, potensi longsor susulan masih tinggi. Selain rembesan air yang terus terjadi, kondisi lereng yang curam juga memperbesar risiko bencana, terutama jika diguyur hujan lebat.

Dari pantauan udara, Irfan juga mencatat adanya jalur aliran air yang langsung menuju area longsor. Akumulasi air yang tidak tersalurkan dengan baik memperparah ketidakstabilan tanah.

Karakteristik tanah di wilayah tersebut, yang bersifat lembung atau mudah menyerap air, turut mempercepat proses pergerakan tanah. “Lapisan vulkanik muda yang mengandung tanah lembung sangat rentan terhadap longsor, apalagi saat musim hujan,” ujarnya.

Berdasarkan temuannya, Irfan merekomendasikan agar Pemerintah Kabupaten Sumedang melakukan kajian geoteknis menyeluruh sebelum membangun kembali infrastruktur yang terdampak, khususnya jalan penghubung yang tergerus longsor.

“Jika jalan hendak dibangun kembali, perlu dipastikan tidak ada pergerakan lanjutan, baik di bagian hulu, lereng bekas longsor, maupun mahkotanya. Diperlukan rekayasa teknik untuk memperkuat lereng agar aman dilalui warga,” tambahnya.

Ia juga menegaskan pentingnya pemetaan detail terhadap area terdampak untuk mencegah perluasan longsor yang bisa membahayakan permukiman warga di sekitarnya.

Hingga saat ini, tercatat sebanyak 51 warga masih mengungsi di Balai Desa Cisalak guna menghindari risiko bencana susulan.(gun)