RADARSUMEDANG.id, KOTA – Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) mendorong penguatan kembali peran Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) melalui penelitian yang berfokus pada revitalisasi sistem keamanan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, dengan melibatkan para kepala desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, perangkat desa, dan anggota Satlinmas se-Kecamatan Jatinangor. Kegiatan lapangan dilakukan pada Selasa, 20 Mei 2025.
Ketua tim peneliti dari IPDN, Irfan Uluputi, menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan membangun konsep keamanan berbasis komunitas dengan menempatkan masyarakat sebagai motor penggerak.
“Alhamdulillah, ini inisiatif dari kelompok dosen IPDN. Kami mengangkat tema revitalisasi sistem keamanan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, agar Satlinmas kembali memiliki peran strategis,” ujar Irfan.
Irfan menyoroti bahwa sistem keamanan lingkungan seperti siskamling saat ini cenderung tidak aktif. Ia menyebut, di negara-negara maju, sistem keamanan justru tumbuh dari inisiatif komunitas.
“Konsep keamanan berbasis masyarakat inilah yang kami coba hidupkan kembali lewat Satlinmas,” jelasnya.
Dalam penelitiannya, IPDN menemukan sejumlah persoalan mendasar yang dihadapi Satlinmas, mulai dari proses rekrutmen yang belum sistematis, usia anggota yang sudah lanjut, hingga kesejahteraan yang belum diperhatikan.
“Mayoritas anggota Satlinmas saat ini berusia di atas 60 tahun. Ini harus menjadi perhatian serius. Ke depan perlu ada sistem pembinaan, pendidikan, dan jenjang karier yang jelas. Ini bisa jadi peluang kerja bagi generasi muda,” paparnya.
Penelitian juga mengangkat isu-isu keamanan lokal seperti anti-premanisme dan radikalisme, yang sebelumnya telah menjadi fokus Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Irfan menyebut, penguatan Satlinmas perlu didukung kolaborasi lintas sektor, termasuk TNI, Polri, perguruan tinggi, dan perusahaan-perusahaan besar yang ada di kawasan Jatinangor.
“Karakter masyarakat Jatinangor itu sangat urban dan dinamis, meskipun secara administratif wilayahnya masih desa. Budaya dari berbagai daerah di Indonesia bertemu di sini, sehingga menjadi tantangan tersendiri,” katanya.
Menurutnya, keberadaan Satlinmas sebagai lembaga formal yang dipercaya masyarakat sangat penting dalam menciptakan keamanan lingkungan. Ia menilai peran Linmas jauh lebih tepat daripada organisasi non-formal yang kerap muncul.
“Kami berharap hasil penelitian ini bisa menjadi rekomendasi strategis bagi pemerintah daerah, Kementerian Dalam Negeri, dan Polri,” ujarnya.
Irfan menegaskan, agar Satlinmas benar-benar berfungsi optimal, harus ada sistem rekrutmen, pendidikan, karier, dan penugasan yang jelas.
“Tiga tugas utama Satlinmas—penanganan bencana, pengamanan pemilu, dan kegiatan sosial—tidak akan berjalan maksimal tanpa sistem yang kuat,” tandasnya.
Hasil lengkap penelitian IPDN ini direncanakan akan dipublikasikan dalam waktu satu bulan ke depan sebagai bagian dari kontribusi akademik terhadap penguatan sistem keamanan berbasis komunitas. (tha)