Ribuan Ulat Bulu Serbu Permukiman Wado, Disemprot Insektisida agar Tak Menyebar

oleh
BASMI : Hama ulat bulu menempel di rumah warga Dusun Pasirhurip Desa Sukajadi. Pihak UPT Peternakan telah melakukan penyemprotan untuk membasmi ribuan ekor ulat bulu di lokasi tersebut.

RADARSUMEDANG.id, KOTA – Ribuan ulat bulu menyerbu permukiman warga di Dusun Pasirhurip, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado. UPT Pertanian Wilayah Wado segera melakukan penyemprotan insektisida untuk mencegah penyebaran lebih luas, Selasa (20/5).

Plt. Kepala Tata Usaha UPT Pertanian Wilayah Wado, Hariana, mengatakan serangan ulat bulu diduga berasal dari pohon jambu mede, kemudian menjalar ke pohon-pohon keras lain seperti mahoni.

“Awalnya kami menerima laporan dari kepala dusun. Meskipun pohon mahoni bukan fokus wilayah kerja kami, namun kami langsung membantu dengan memberikan obat untuk mencegah penyebaran ke tanaman lain, seperti jagung yang menjadi sumber pangan warga,” ujar Hariana.

Ia menjelaskan, penanganan dilakukan dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif racun kontak lambung. Zat ini dapat membunuh ulat secara langsung saat mengenai tubuhnya.

“Metode penyemprotan ini cukup efektif. Jika cairan mengenai ulat secara langsung, maka ulat bisa mati seketika,” jelasnya.

Namun, hingga kini penyebab pasti munculnya ulat bulu tersebut belum diketahui. Pasalnya, hama tersebut menyerang tanaman keras yang bukan merupakan fokus utama penanganan UPT Pertanian.

“Kalau soal penyebabnya kami belum tahu, karena jenis tanaman yang diserang adalah tanaman keras, bukan tanaman pangan atau hortikultura yang biasa kami tangani,” tambah Hariana.

Sebelumnya, warga Dusun Pasirhurip dibuat resah oleh serbuan ulat bulu berukuran besar selama lima hari terakhir. Ribuan ulat tak hanya memenuhi pepohonan, tapi juga mulai menjalar ke jalan dan rumah-rumah warga.

Tio (35), salah seorang warga, mengatakan awalnya ulat terlihat di pohon jambu mede, lalu menyebar ke lingkungan sekitar, termasuk rumahnya dan tetangga.

“Awalnya saya tidak begitu peduli. Tapi setelah dua hari, jumlahnya semakin banyak. Kami mulai khawatir ulat-ulat itu masuk ke dalam rumah,” katanya.

Menurut Tio, kekhawatiran warga bukan tanpa alasan. Selain menimbulkan rasa jijik, ulat-ulat berwarna cokelat tersebut bisa menyebabkan gatal-gatal jika terkena kulit.

Setelah dua hari, warga akhirnya melaporkan kejadian ini ke pemerintah desa. Tak lama kemudian, pihak desa merespons dengan tindakan penyemprotan menggunakan cairan pembasmi hama.

“Alhamdulillah, pihak desa cepat tanggap. Setelah dilaporkan, langsung dilakukan penyemprotan,” tutup Tio. (gun)