Menjelang Idul Adha, Penjualan Hewan Kurban di Tanjungsari Anjlok Drastis

oleh
MENURUN : Suasana Pasar Hewan Tanjungsari. Jelang Iduladha tahun ini penjualan hewan kurban di Pasar Hewan Tanjungsari menurun signifikan dibandingkan tahun lalu.

RADARSUMEDANG.id, TANJUNGSARI – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, para peternak dan pedagang hewan kurban di Pasar Hewan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, mengeluhkan minimnya pembeli.

Sepinya pasar diperparah dengan masih merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang membuat banyak peternak merugi, bahkan terancam gulung tikar.

Salah seorang pedagang sapi, H. Daud, mengungkapkan bahwa penjualan tahun ini menurun tajam dibanding tahun lalu. Biasanya ia mampu menjual hingga 200 ekor sapi, namun kini hanya puluhan yang berhasil terjual.

“Yang beli sekarang mah gak ada. Padahal harga sapi juga normal, antara Rp 21 juta sampai Rp 25 juta. Untuk kualitas super ya sekitar Rp 30 juta sampai Rp 40 juta, tapi yang minat sedikit sekali,” ungkap Daud.

Tak hanya lesunya penjualan, Daud juga mengaku merugi akibat wabah PMK yang belum teratasi. Ia menyebut banyak sapinya mati mendadak setelah menunjukkan gejala.

“Kasih makan malam, paginya udah mati. Gak ada obatnya. Akhirnya banyak yang dijual setengah harga. Pusing,” keluhnya.

Ia berharap pemerintah turun tangan memberikan solusi konkret agar peternak tidak terus terpuruk.

“Kalau terus begini, peternak bisa bangkrut. Butuh solusi dari pemerintah,” tegasnya.

Hal senada disampaikan Umar, pedagang kambing asal Kecamatan Tanjungsari. Ia menyebut tahun ini sebagai masa tersulit selama berdagang hewan kurban.

Jika tahun lalu ia bisa menjual hingga 600 ekor kambing, tahun ini empat hari menjelang Idul Adha, ia baru mampu menjual puluhan ekor saja.

“Tahun ini mah sepi pisan. Barang banyak, pembelinya gak ada. Hari ini aja baru jual dua ekor,” keluhnya.

Menurut Umar, daya beli masyarakat kemungkinan besar menurun akibat kondisi ekonomi yang belum pulih. Padahal, ia menyebut harga kambing kurban tahun ini cenderung stabil dan lebih murah dibandingkan daerah lain seperti Bandung.

“Harga Super A masih di kisaran Rp 7,5 juta sampai Rp 8 juta. Super B Rp 6,5 juta. Yang paling murah tipe C sekitar Rp 2,5 juta,” jelasnya. (tha)