RADARSUMEDANG.id, JATINANGOR – Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor kembali bersiap menjadi tuan rumah retret kepala daerah gelombang kedua yang akan digelar pada 23 hingga 26 Juni 2025.
Sebanyak 87 kepala daerah dipastikan mengikuti kegiatan ini, terdiri atas tiga gubernur serta puluhan bupati dan wali kota dari berbagai penjuru Tanah Air.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto turun langsung ke lapangan meninjau kesiapan fasilitas kampus. Sebelum melakukan inspeksi, Wamendagri lebih dulu memimpin rapat koordinasi internal di kampus IPDN, lalu mengajak awak media meninjau beberapa titik vital yang akan digunakan selama retret. Di antaranya ruang makan, tempat istirahat, dan gedung baru IPDN.
“Retret ini dirancang agar para kepala daerah tidak hanya memahami tugas dan prioritas nasional, tetapi juga membangun jejaring dan sinergi yang kuat,” ujar Bima Arya. Kamis (19/6),
Bima menjelaskan, peserta retret terbagi dalam tiga kelompok besar, yakni kepala daerah terpilih yang tidak melanjutkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK), kepala daerah hasil pemungutan suara ulang (PSU), serta kepala daerah yang telah resmi dilantik. Namun, tidak semua bisa hadir dalam gelombang ini.
“Masih ada beberapa yang belum bisa ikut karena proses PSU belum rampung, salah satunya dari Barito Utara,” ungkapnya.
Sebelum bertolak ke Jatinangor, seluruh peserta dijadwalkan menjalani pemeriksaan kesehatan di Kantor Kemendagri pada Sabtu, 21 Juni 2025. Keesokan harinya, mereka akan berkumpul dan diberangkatkan menggunakan Kereta Cepat Whoosh menuju kampus IPDN.
Setibanya di kampus, peserta akan disambut secara resmi oleh Rektor IPDN. Retret kemudian akan dibuka oleh Menteri Dalam Negeri pada Senin, 23 Juni 2025.
Materi retret mencakup berbagai topik strategis, mulai dari pemahaman tugas kepala daerah, program prioritas nasional, pemberantasan korupsi, hingga penguatan kerja sama lintas wilayah.
“Kita ingin para kepala daerah ini tak hanya cakap memimpin, tapi juga kompak bergerak,” tegas Bima.
Selama kegiatan, para peserta akan menginap di asrama yang biasa digunakan praja tingkat akhir. Gubernur mendapat kamar pribadi, sedangkan bupati dan wali kota berbagi kamar berdua. Demi menjaga kekhusyukan, peserta tidak diperkenankan membawa ajudan, staf protokoler, maupun tim dokumentasi.
Kegiatan juga akan melibatkan Praja IPDN. Mereka turut berpartisipasi dalam pertunjukan seni, makan siang bersama di Menza (ruang makan utama IPDN), hingga sesi diskusi interaktif. Di penghujung acara, akan digelar Apel Manggala sebagai tradisi pelepasan oleh seluruh praja, mirip parade senja di Akademi Militer.
Wamendagri sendiri akan bertindak sebagai “kepala sekolah” selama retret, didampingi Kepala BPSDM dan Rektor IPDN. Ia berharap, momentum ini menjadi langkah awal kolaborasi konkret di lapangan.
“Kami tentu berharap Presiden bisa hadir, tapi semua akan menyesuaikan dengan agenda kenegaraan beliau yang saat ini masih berada di Rusia,” tutup Bima Arya. (tha)