IPDN Jadi Tuan Rumah, Retret Gelombang Kedua Resmi Dimulai

oleh
Para kepala daerah tiba di Kampus IPDN Jatinangor, akan mengikuti kegiatan Retret

RADARSUMEDANG.id, JATINANGOR – Sebanyak 84 kepala daerah dari seluruh penjuru Indonesia mengikuti Retret Pembekalan Kepala Daerah Gelombang Kedua yang resmi dibuka di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) IPDN Jatinangor, Minggu (23/6).

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menyampaikan, IPDN bukan sekadar institusi pendidikan, melainkan rumah pengabdian tempat para pemimpin rakyat dipersiapkan dan digembleng.

“Di kampus ini, selama puluhan tahun, sudah disiapkan, dicetak, digodok, dan digembleng para pelayan warga. Ada 34.800 alumni IPDN yang telah menyebar ke seluruh penjuru Nusantara, semua berikhtiar dengan waktu dan pikirannya hanya untuk memastikan melayani warga sebaik-baiknya,” ujar Bima dalam sambutan pembukaan.

Kedatangan para peserta retret disambut meriah. Bertepatan dengan kumandang adzan dzuhur, rombongan kepala daerah tiba dan langsung disambut oleh Wamendagri, Rektor IPDN, serta marching band kebanggaan praja. Para peserta kemudian mengikuti Apel Manggala di Lapangan Parade IPDN, sebagai prosesi penyambutan resmi.

Meski sempat terjadi perubahan jumlah peserta, total tetap 86 kepala daerah dipastikan mengikuti kegiatan. Dua peserta, yakni Gubernur Papua Pegunungan dan Bupati-Wakil Bupati Kutai Kartanegara, sempat tertunda karena alasan keluarga dan pelantikan.

“Kami gembira teman-teman dari Bali tetap bergabung meski sempat tertunda karena ada agenda kesenian. Tapi semuanya lengkap—Pak Gubernur Koster bersama jajaran bupati dan wali kota,” tambah Bima.

Menurutnya, Retret gelombang kedua ini juga menyesuaikan kondisi kesehatan beberapa peserta. Sebanyak 10 peserta mendapat pengawasan khusus—lima memakai pita merah dan lima lainnya pita kuning—karena faktor kesehatan seperti hemoglobin rendah, bekas operasi, atau gangguan mobilitas.

“Kami fleksibel. Kalau memang peserta tidak bisa naik ke lantai tiga ruang kelas gedung baru, akan kami sesuaikan. Misalnya Bupati Bengkulu Selatan yang harus pelan-pelan karena memakai alat bantu jalan,” jelasnya.

Dibanding retret pertama, kata ia, jumlah peserta gelombang kedua memang lebih sedikit. Namun, muatan materi justru lebih kaya. Masukan dari peserta sebelumnya dijadikan bahan penyempurnaan, termasuk tambahan diskusi soal program prioritas dan strategi kolaborasi pemerintahan.

Lebih jauh, Wamendagri menekankan pentingnya nilai keberagaman yang hidup di IPDN, sebagai miniatur Indonesia.

“Di sini, semua praja datang dari berbagai penjuru Nusantara. Mereka hidup bersama tanpa membeda-bedakan asal, agama, ataupun etnis. Ini cermin Pancasila, dan kami ingin para kepala daerah semakin bangga menjadi pelayan Nusantara,” ucapnya.

Retret kali ini juga menghadirkan pasangan kepala daerah secara lengkap gubernur dan wakil, bupati dan wakil dengan harapan memperkuat sinergi kepemimpinan.

“Retret ini jadi ruang refleksi dan penguatan. Kami ingin kekompakan antara kepala daerah dan wakilnya tidak hanya bersifat struktural, tapi juga emosional,” tambah Bima.

Wamendagri turut menitipkan pesan kepada para praja IPDN agar menyambut para pemimpin daerah dengan rasa bangga.

“Kelak, kalian akan berdampingan bekerja dengan mereka, sama-sama sebagai pelayan rakyat,” tegasnya.

Sementara itu, Rektor IPDN Halilul Khairi mengaku merasa terhormat kampusnya kembali dipercaya sebagai tuan rumah kegiatan yang strategis ini.

“Kami akan berupaya maksimal memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh peserta,” kata Rektor.

Retret gelombang kedua ini akan berlangsung hingga Kamis, 26 Juni 2025. Kegiatan akan diisi dengan berbagai sesi refleksi, pembekalan kepemimpinan, serta penguatan komitmen pengabdian bagi rakyat dan negara. (tha)