Menko Pangan Dorong Kopdeskel Jadi Penggerak Ekonomi Desa

oleh

RADARSUMEDANG.id, JATINANGOR — Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengajak para kepala daerah untuk aktif mendukung pembentukan dan penguatan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih sebagai langkah nyata dalam membangun ekonomi kerakyatan.

Ia menegaskan, Kopdeskel akan menjadi kepanjangan tangan pemerintah dalam menyalurkan bantuan serta menyediakan kebutuhan pokok masyarakat.

“Di pusat ada Satgas Kopdeskel Merah Putih, ketuanya Menko Pangan. Di provinsi gubernur, di kabupaten dan kota, bupati serta wali kota menjadi ketua,” ujar Zulkifli usai menjadi pembicara dalam Retret Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Gelombang II di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Selasa (24/6).

Menurutnya, koperasi ini akan menjalankan fungsi strategis mulai dari penyaluran bantuan, pelaksanaan operasi pasar, hingga penyediaan barang kebutuhan pokok seperti pupuk, gas, minyak goreng, serta peralatan pertanian dan perikanan.

Zulkifli menegaskan, pembentukan Kopdeskel bukanlah ajang bagi-bagi anggaran, melainkan berbasis pada usaha nyata yang layak dan berkelanjutan.

“Setelah ada usahanya, baru bisa diberi dukungan modal, dan itu pinjaman dari bank, bukan hibah,” tegasnya.

Ia mengingatkan kepala daerah agar memahami betul dampak dari setiap kebijakan yang diambil.

“Setiap yang kita teken harus dipikirkan betul dampaknya bagi rakyat,” ujarnya.

Sejalan dengan itu, Kemenko Perekonomian melalui Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Ferry Irawan menyebut kepala daerah bisa memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mendukung kewirausahaan dan sektor produktif di daerah.

Ferry juga menjelaskan adanya fasilitas Kredit Usaha Alsintan yang bisa dimanfaatkan pemda untuk pengadaan alat dan mesin pertanian.

“Kalau ada yang mau cetak sawah dan butuh alsintan, bisa dilakukan melalui skema pinjaman ini,” tuturnya.

Dengan sinergi antarkementerian dan dukungan kepala daerah, pemerintah berharap Kopdeskel Merah Putih dapat menjadi motor penggerak ekonomi desa yang inklusif dan berdaya tahan. (tha)