RADARSUMEDANG.id, JATINANGOR – Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) kembali mencetak para pemikir pemerintahan. Sebanyak 1.305 wisudawan resmi dilantik dalam Sidang Senat Terbuka Wisuda IPDN yang digelar di Kampus IPDN Jatinangor, Rabu (23/7).
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan bahwa IPDN adalah pusat lahirnya ASN profesional yang mampu membangun pemerintahan yang efektif dan efisien.
“IPDN merupakan tempat lahirnya ASN profesional yang bisa menjalankan pemerintahan yang efektif dan efisien, sehingga nantinya menjadi kunci untuk dapat survive di dunia,” ujar Tito di hadapan ribuan peserta wisuda.
Tito menambahkan, hingga tahun ini IPDN telah menghasilkan 34.278 alumni dari berbagai program, mulai dari Sarjana Terapan, Magister, Doktor, hingga Profesi Kepamongprajaan. Ia juga mengingatkan agar lulusan IPDN tidak hanya mengejar gelar, tapi juga mampu berpikir ilmiah dan berbasis teori yang kuat.
“Joseph Mayone Stycos pernah mengatakan if theory without policy is for academics then policy without theory is for gamblers. Maka dari itu, kebijakan tanpa dasar ilmiah adalah perjudian. ASN harus mampu mengintegrasikan data, teori, dan praktik,” tegasnya.
“Kerja kerasnya bukan main. Saya kira ini layak diapresiasi dan saya minta IPDN terus mengembangkan diri, karena IPDN adalah salah satu jantung pendidikan pemerintahan di Indonesia,” ujar Mendagri.
Menurut Tito, kekuatan pemerintahan nasional tidak hanya ditentukan oleh pemimpin politik, melainkan juga oleh kualitas aparatur sipil negara (ASN) yang mengelola administrasi pemerintahan secara profesional, efektif, dan efisien, baik di pusat maupun di daerah.
“Setelah lulus, para praja ini akan disebar ke seluruh provinsi. Saya harap mereka bisa memberi kontribusi nyata di daerah masing-masing, atau bahkan di kementerian dan lembaga pusat. Karena mereka telah dididik secara khusus dengan ilmu pemerintahan yang mendalam,” katanya.
Kepada para wisudawan, terutama sarjana muda, Tito juga menekankan pentingnya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ia menyebut program kerja sama IPDN dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan sebagai peluang emas untuk menempuh pendidikan S2 di luar negeri.
“Saya dorong adik-adik (praja) lulusan S1 untuk terus mengejar pendidikan sampai S2. Kurikulum IPDN juga perlu ditambah dengan kurikulum berbahasa Inggris karena untuk lolos LPDP, kemampuan bahasa Inggris menjadi syarat utama,” tuturnya.
Ia menyinggung fakta bahwa dari lebih dari 30 ribu pendaftar IPDN setiap tahun, hanya sekitar 1.000 orang yang diterima.
“Itu berarti hanya tiga persen yang lolos. Artinya, IPDN adalah salah satu lembaga pendidikan tinggi dengan tingkat seleksi tersulit di Indonesia,” tandasnya.
Sementara itu, Rektor IPDN, Halilul Khairi menyampaikan rincian jumlah wisudawan tahun ini, yaitu Program Sarjana Terapan Ilmu Pemerintahan sebanyak 1.110 orang, Program Magister Terapan 81 orang, Program Doktor 56 orang, dan Profesi Kepamongprajaan 58 orang.
Sejumlah wisudawan juga berhasil meraih penghargaan. Suwandi dari Sulawesi Tenggara menerima penghargaan tertinggi Kartika Astha Brata. Sementara penghargaan Kartika Sapta Abdi Praja diberikan kepada sembilan wisudawan dari berbagai provinsi, termasuk Denesha Putri Patricia Naseer (DKI Jakarta), Ya Hanna Erviana (Jawa Tengah), dan Muhammad Irfan Kurniawan (Jawa Timur).
Di program pascasarjana, nama-nama terbaik mencuat, di antaranya Dr. Jufrirahman, Sekda Sulawesi Selatan (IPK 3,869), Rihkal Jauhri Salendra dari Pemkab Sangihe (IPK 3,962), dan Tinla Tina Saprinawati dari Kabupaten Garut (IPK 3,89).
Rektor IPDN berpesan agar para lulusan mengamalkan ilmu yang didapat dan menjaga nama baik almamater.
“Kami berharap para lulusan bisa menjadi agen perubahan yang membawa manfaat bagi bangsa dan negara,” ujarnya. (tha)