RADARSUMEDANG.id, JATINANGOR – Sebanyak 1.110 Pamong Praja Muda lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Angkatan XXXII secara resmi dilantik oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Lapangan Abdi Praja, Kampus IPDN Jatinangor, Senin (28/7).
Mereka dinyatakan siap terjun langsung ke masyarakat untuk memperkuat tata kelola pemerintahan di seluruh pelosok Indonesia.
Dalam sambutannya, Mendagri menegaskan bahwa ASN, khususnya lulusan IPDN, merupakan pilar penting dalam menjaga ketahanan dan keberlanjutan negara. Oleh karena itu, pendidikan di IPDN tidak hanya berfokus pada aspek akademik, namun juga menanamkan karakter dan ketahanan fisik agar para lulusan siap menghadapi berbagai tantangan di medan tugas mana pun.
“ASN adalah kunci. Mereka harus menjadi agent of change untuk membawa perubahan nyata dalam sistem birokrasi. Maka dari itu, IPDN membekali para praja dengan kemampuan kepemimpinan, disiplin, serta fisik yang prima,” tegas Tito.
Ia juga mengingatkan pentingnya membangun kapasitas intelektual. Para pamong praja muda diminta untuk terus melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis, memahami pendekatan ilmiah dalam perumusan kebijakan, serta menjunjung tinggi integritas dalam setiap keputusan yang diambil.
“Para alumni IPDN untuk melanjutkan studi pascasarjana ke luar negeri,” katanya.
Tito juga menekankan pentingnya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ia menyebut program kerja sama IPDN dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan sebagai peluang emas untuk menempuh pendidikan S2 di luar negeri.
“Saya dorong adik-adik (praja) lulusan S1 untuk terus mengejar pendidikan sampai S2. Kurikulum IPDN juga perlu ditambah dengan kurikulum berbahasa Inggris karena untuk lolos LPDP, kemampuan bahasa Inggris menjadi syarat utama,” tuturnya.
Rektor IPDN, Dr. Halilul Khairi, M.Si., dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa hingga tahun ini, IPDN telah meluluskan total 41.322 pamong praja yang kini tersebar di berbagai penjuru tanah air.
“Untuk tahun ini, penghargaan tertinggi Kartika Astha Brata diraih oleh Suwandi, praja asal Sulawesi Tenggara. Sementara sembilan lainnya menerima penghargaan Kartika Sapta Abdi Praja, di antaranya berasal dari DKI Jakarta, Jawa Tengah, Bali, Jawa Timur, Aceh, Jawa Barat, dan NTT,” paparnya.
Adapun distribusi penempatan lulusan tahun ini, sebanyak 15 persen akan ditempatkan di kementerian atau lembaga pusat, sementara 85 persen lainnya akan dikembalikan ke pemerintah daerah sesuai asal pendaftarannya.
Upacara pelantikan berlangsung khidmat dan penuh semangat, ditandai dengan pengucapan sumpah setia kepada negara dan penghormatan kepada para pembina serta orang tua praja.
Dengan bekal yang dimiliki, para pamong praja muda ini diharapkan mampu menjawab tantangan birokrasi modern dan memperkuat pelayanan publik yang adaptif dan responsif di seluruh penjuru negeri. (tha)