RADARSUMEDANG.id, SUMEDANG – RSUD Umar Wirahadikusumah mencatat sejarah baru dengan meresmikan program Selebrasi Umar (Semangat Literasi Bersama RSUD Umar Wirahadikusumah). Melalui program ini, RSUD Umar resmi menjadi rumah sakit literasi pertama di Indonesia.
Peresmian berlangsung di Gedung Negara, Rabu (20/8/2025), dipimpin langsung oleh Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir. Acara juga diisi dengan bedah buku bersama pegiat literasi nasional Kang Maman Suherman serta tokoh ulama KH. Dr. Yayan Bunyamin.
Direktur RSUD Umar Wirahadikusumah, dr. H. Enceng, Sp.B., menjelaskan bahwa Selebrasi Umar merupakan inovasi untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) rumah sakit melalui pendekatan literasi.
“Saya yakin membaca akan menumbuhkan SDM yang lebih berkualitas sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan optimal,” ujar Enceng.
Ia menambahkan, literasi di lingkungan rumah sakit dirancang untuk meningkatkan kemampuan komunikasi karyawan dengan pasien. Dengan begitu, pasien tidak hanya mendapat layanan kesehatan, tetapi juga edukasi.
“Literasi bukan hanya sebatas membaca dan menulis, tetapi juga keberanian mencari tahu hingga mendorong terciptanya perubahan positif. Dengan literasi, karyawan tidak sekadar menjalankan SOP, tetapi juga mengajak pasien untuk belajar bersama agar betul-betul memahami informasi kesehatan yang disampaikan,” ucapnya.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyambut baik program ini. Menurutnya, rumah sakit yang mengedepankan literasi merupakan langkah berani dan visioner.
“Rumah sakit bukan hanya merawat dan memberikan resep obat, tetapi juga memberikan literasi bagaimana menjaga pola hidup, mengendalikan emosi, dan menghadapi tantangan masa depan. Inilah healing sesungguhnya yang menyentuh tubuh sekaligus jiwa manusia,” kata Dony.
Ia menegaskan, kehadiran rumah sakit literasi akan menjadi pusat ilmu, inspirasi, sekaligus kemanusiaan. Pemda pun mendukung penuh agar literasi kesehatan dapat menjadi fondasi kuat bagi bangsa yang maju.
“Pelayanan kesehatan tanpa pengetahuan akan rapuh, sementara pengetahuan tanpa pelayanan kesehatan tidak akan tumbuh. Keduanya harus dikolaborasikan sebagai pondasi bangsa yang maju,” ujarnya.
Dony juga menekankan pentingnya konsistensi melalui monitoring dan evaluasi agar program ini memberi dampak jangka panjang.
“Literasi adalah nafas bagi tenaga kesehatan untuk melayani dengan ilmu sekaligus hati. Dampaknya akan sangat positif bagi pasien maupun tenaga kesehatan di RSUD Umar Wirahadikusumah,” pungkasnya. (jim)