Pejabat Pemkab Sumedang Mendapat Sertifikat Peskil, Dibagikan saat Rajaban Akbar

oleh
TOHA/RADARSUMEDANG.ID SERTIFIKAT: Sekcam Pamulihan Ai Sopiah saat menerima sertifikat pesantren kilat dari Pimpinan Ponpes Asy Syifaa

RADARSUMEDANG.ID – Peringatan Isra Mi’raj atau Rajaban Akbar 1444 Hijriah di Ponpes Islam Internasional Terpadu Asy-Syifaa Wal Mahmudiyyah dihadiri ribuan jama’ah terdiri dari unsur Pemerintahan, TNI dan Polri pada Minggu (05/03).

 

Pimpinan Ponpes Asy-syifaa Wal Mahmudiyyah, KH Muhyiddin Abdul Qadir Al-Manafi MA mengatakan, perjalanan isra mi’raj Nabi Muhammad SAW, merupakan perjalanan yang sangat agung semaunya dikondisikan oleh Allah SWT.

 

“Hikmah yang dapat diambil dari peristiwa Isra Mi’raj mengingat atau mengagungkannya, agar membenahi keyakinan bahwa tuhan kita dan tuhan semesta alam adalah dzat yang maha suci dari sifat kekurangan,” ucapnya dalam ceramahnya.

 

Abuya menambahkan, peringatan peristiwa isra mi’raj, diniatkan untuk mengingat Allah dan rosulnya, mencari ridho alloh, mencari kasih sayang dan perhatian khusus, mencari pertolongan dan keberkahan. Sehingga, kegiatan tersebut menjadi bagian dari solusi untuk menuntaskan berbagai persoalan umat.

 

“Mudah-mudahan mendapatkan cahaya nabi, tetesan kebahagiaan, karena diwaktu di isra dan mirajkannya nabi muhammad disaat dan dimalam itulah allah swt memberikan kebahagiaan yang tidak didapat oleh semua ciptaan allah hanya allah berikan kepada hati Nabi Muhammad SAW,” tambahnya.

 

Abuya mengaku, dalam acara yang agung tersebut abuya menyelipkan acara penyerahan sertifikat bagi para pejabat yang telah mengikuti pesantren kilat tahun 2022 terutama para pejabat di Kabupaten Sumedang.

 

“Alhamdulillah Pemerintah Sumedang yang diikuti pemerintah Kabupaten Bandung, pejabatnya mengikuti pesantren kilan dan menjadi santri-santri istimewa, dari mulai eselon II, III, camat, kades, bahkan jajaran TNI, Polri, kejaksaan dan wartawan,” ucap Abuya.

 

Sementara dari Kabupaten Bandung, kata Abuya, baru memulai dari eselon II dan rencananya tanggal 13 Maret 2023 akan menyusul eselon III dan para camat.

 

“Ini akan terus berlanjut dan ini adalah solusi yang paling tepat sekali, bagaimana para pemimpin kita semuanya mendapatkan curahan keilmuan lewat jalur para ulama allah. Sehingga dalam memimpin rakyatnya betul-betul menjadi pemimpin yang barokah yang diharapkan masyarakat,” ucapnya.

 

Menurutnya, permasalahan yang sering menghambat program-program pemerintah yakni masyarakat dan pejabatnya seperti ada batasan yang diibaratkan seperti air dan minyak tidak bisa menyatu.

 

“Meskipun programnya bagus dan berlian, karena tidak ada kesingkronan antara masyarakat dan pemerintah, maka banyak program-program yang gagal, tidak bisa maksimal karena masih ada skat-skat ini akan kita hilangkan. Bagaimana sekarang pejabat menyatu dengan masyarakat,” tegas Abuya.

 

Perlu diketahui, lanjut Abuya, bahwa masyarakat yang dipimpin kebanyakan umat islam dan agama adalah segalanya. Oleh sebab itu, para pejabat harus diisi ruh agamanya agar menyatu dengan umat islam, sehingga apabila sudah menyatu segala permasalahan dimasyarakat bisa diselesaikan dengan baik.

 

“Sekarang sudah mulai terasa di Kabupaten Sumedang, ada kebijakan-kebijakan pemerintah, masyarakatnya merasa diperhatikan termasuk para ulama, guru ngaji, santri dan fakir miskin. Kepedulian ini berawal dari hati nurani yang mendapat hidayah dari allah, apabila tidak ada hidayah tidak mungkin ada kebijakan yang menguntungkan kepada masyarakat,” tandasnya. (tha)