Penjualan di Pasar Hewan Tanjungsari Meningkat

oleh
FOR RADARSUMEDANG.ID MENINGKAT: Ternak di Pasar Hewan Tanjungsari. Jelang Iduladha, penjualan hewan di pasar ternak alami peningkatan hingga 30 persen.

RADARSUMEDANG.ID – Menjelang Iduladha, penjualan ternak di Pasar Hewan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang mengalami peningkatan 30 persen, jika dibandingkan hari biasa. Kepala UPTD Pasar Hewan Tanjungsari, Yana Sukyana menyebutkan, meski penyakit lumpy skin disease (LSD) merebak, namun tidak terlalu mempengaruhi penjualan hewan kurban.

 

“Menjelang Iduladha alhamdulilah ada peningkatan transaksi penjualan. Yang beli itu rata-rata dari luar Sumedang, seperti Jakarta, Bogor, Cirebon, Garut juga ada. Kalau peningkatan persentase di hari biasa dibandingkan dengan Iduladha ada sekitar 30 persen,” kata Yana, Kamis (15/6).

 

Namun demikian, pihaknya mengimbau kepada para peternak untuk hanya membawa sapi yang sehat. Meski pernah ada temuan satu sapi yang positif LSD yang langsung ditangani tim dokter hewan.

 

“Untuk pasar hewan Tanjungsari saya sudah komitmen dengan para pelaku bahwa jangan membawa sapi yang sakit terkena LSD atau PMK, karena dikhawatirkan akan menyebar ke hewan-hewan yang lain,” ujarnya.

 

Salah satu peternak sapi, H. Ii Sutardi menyebut, situasi harga sapi jelang Iduladha tahun ini di kisaran Rp 20 juta hingga Rp 27 juta. Harga tersebut mengalami kenaikan Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Bahkan dari harga tersebut diprediksi masih akan terus terjadi kenaikan mendekati Iduladha ini.

 

“Saya membawa 10 ekor sapi dan baru terjual 5 ekor. Iduladha tahun ini kondisinya mulai ramai dan harga jual juga semakin meningkat. Bahkan kondisinya kalau ramai bisa lebih naik lagi,” kata Ii.

 

Meski sempat ramai adanya penyakit lato-lato atau LSD pada sapi dan kerbau, kata Ii, dirinya tetap melakukan perawatan kepada hewan ternaknya setiap hari. Hal tersebut dilakukan, agar kondisi hewan tetap terjaga kondisi kesehatannya.

 

“Iya ngaruh juga adanya penyakit LSD ini, cuma ya harus biasa melakukan perawatan secara berkala. Sapi saya juga pernah terjangkit LSD yang terjangkit 2 ekor, tapi tidak terlalu parah,” katanya.

 

Meski penyakit LSD tidak mempengaruhi penjualan hewan ternak, para peternak berharap vaksin untuk ternak sapi kerbau, segera disuntikan pada sapi milik para peternak.

 

“Belum pernah menerima vaksin, katanya belum keluar paling harus beli sendiri dulu. harapannya mudah-mudahan pemerintah bisa mengatasi masalah vaksin dipercepat,” imbuhnya. (gun)