RadarSumedang.id – Direkrut Gerakan Wirausaha Muda (Garuda) Sumedang, H. Nana Mulyana mengatakan, untuk menumbuhkan kembali jiwa enterpreneur pasca pandemi Covid-19. Maka mesti ada upaya habis-habisan di akar rumput alias di desa-desa.
Menurutnya potensi entrepreneur ada di desa-desa, namun kendalanya ada di SDM. Sehingga yang mesti dibangun adalah SDM yang diasah sampai ke tingkat desa.
Karenanya ada tiga masalah utama yang masih menjadi budaya di Sumedang terutama dalam memulai berwirausaha.
Hal pertama adalah pola pikir alias bagaimana merubah mind set para generasi muda di Sumedang untuk menjadi seorang entrepreneur.
Kedua para generasi muda di Sumedang tidak siap menjadi pengusaha. “Kebanyakan saat memulai untuk berwirausaha sudah dibayang-bayangi ketakutan. Gimana kalau bangkrut, modalnya dari mana, ngejualnya harus kemana, terus kalau enggak laku gimana. Itu merupakan bagian dari permasalahan yang sering dialami oleh anak-anak muda di Sumedang,” kata H. Nana usai beraudiensi dengan Bupati Sumedang di Gedung Negara, Selasa (11/1/2021) petang.
Masalah ketiga adalah soal keterampilan. Yang mana jika seseorang tidak mempunyai keterampilan maka untuk menghasilkan sesuatu yang bagus adalah nol besar.
“Pondasinya kita sebetulnya sudah buat, ada kampung alumunium, peci, kaos kaki, kolor, sepatu, tas, kerudung, sampai busana muslim. Itu semua bagian dari sumberdaya alam yang kita miliki. Hanya saja yang kurang dari kita adalah bagiamana mengkapitalisasi,” ujarnya.
Oleh sebab itu sebagaimana dikatakan Bupati Sumedang, jika ekonomi lokal ingin kuat. Maka harus ada upaya kolaboratif dari pihak perbankan, dan SKPD.
“Saya berharap bahwa kita harus bangga dengan prodak Sumedang, karena kita sudah mencetak anak-anak muda yang asalnya tidak tahu apa-apa kemudian kita latih dengan tiga hal tadi. Sehingga sekarang produk di Sumedang bisa berdaya saing dan bisa dipasarkan ke seluruh Indonesia,” ucapnya. (jim)