Radarsumedang.id, TANJUNGMEDAR – Kepala Desa Cikaramas Kecamatan Tanjungmedar, Nunu Nurfalah akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya. Pengunduran diri ini buntut kasus perselingkuhan Nunu dengan seorang wanita yang masih berstatus istri orang. Terakhir, Nunu dan selingkuhannya itu kedapatan berduaan di sebuah kamar penginapan di wilayah Subang, Kamis (20/1) malam.
Pengunduran diri Nunu disampaikan dalam surat yang ditulis dan ditandatanganinya. Surat tersebut dibacakan pihak BPD Cikaramas dalam Musyawarah Luar Biasa di GOR desa, Senin (24/1) siang. Musyawarah dihadiri Forkopimcam, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, puluhan perwakilan masyarakat, dan tokoh agama.
Surat pernyataan itu tertulis, bahwa Nunu menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Desa Cikaramas periode 2020-2026, dengan alasan sudah tidak mampu menjalankan tugas sebagai kepala desa. Surat tersebut ditulis tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
“Sebelumnya kami Forkopimcam sudah memberi teguran lisan dan tertulis kepada Kepala Desa Cikaramas ini, tapi yang bersangkutan melakukannya (selingkuh) lagi, ini artinya teguran kami diabaikan,” kata Camat Tanjungmedar, Encu Nursyamsu.
Untuk diketahui, Nunu juga pernah kedapatan ngamar dengan wanita pujaannya itu pada November 2021. Bukannya, kapok, Nunu malah mengulangi perbuatannya, hingga akhirnya kembali digerebeg warga dan suami sang wanita pada Kamis malam.
Warga yang merasa kesal dan malu atas perbuatan kepala desanya itu melakukan aksi vandalisme dengan membuat tulisan-tulisan bernada kekesalan di Kantor Desa Cikaramas dan jalan raya depan desa. Mereka pun menuntut sang kades mengundurkan diri dari jabatannya.
“Pada akhirnya hari ini (Senin) melalui mekanisme yang ada, yang bersangkutan menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya,” kata camat.
Selanjutnya, kata camat, agar pelayanan desa tidak terhambat, Sekdes Cikaramas ditunjuk menjadi Plt Kades.
Salah seorang warga Desa Cikaramas, Asep Sudrajat mengaku bersyukur Nunu memilih mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kades Cikaramas. Menurutnya, aksi corat-coret kantor desa dilakukan oleh warga sebagai bentuk kekesalan atas perbuatan oknum kades yang sudah melampaui batas hingga menyulut emosi warga.
“Dari pada yang menjadi korbannya kepala desa, lebih baik corat-coret kantor desa untuk pelampiasan amarahnya warga,” kata Asep.
Menurut Asep, emosi warga memuncak setelah oknum kepala desa tersebut digerebek saat sedang berduaan di sebuah kamar penginapan di Subang dengan seorang wanita, yang diduga selingkuhannya.
“Masa sosok seorang pemimpin melakukan selingkuh mau dibiarin saja, mau gimana generasi anak-anak yang ada disini,” ucapnya.
Atas dasar penggerebekan yang dilakukan warga, kata Asep, pihaknya atas nama perwakilan warga Cikaramas, menuntut oknum kades tersebut untuk mundur dari jabatannya.
“Saya dan masyarakat lainnya juga tidak ingin punya pemimpin seperti dia (Nunu) yang sudah melakukan perselingkuhan mengumbar aib dan menuntutnya untuk mengundurkan diri,” ujarnya. (gun)