Era Digitalisasi dan Candu Medsos Tantangan Tersendiri bagi Arpus

oleh

RADARSUMEDANG.ID – Era digitalisasi dan candu media sosial dikalangan masyarakat rupanya menjadi tantangan tersendiri bagi salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Sumedang yaitu Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus).

 

Menurut Kadis Arpus Sumedang, Dian Sukmara, pihaknya masih menemui berbagai kesulitan dalam mengingatkan masyarakat akan pentingnya arsip. “Kesulitan kita yaitu kesadaran akan arsip masih lemah sehingga masih perlu dibangun,” kata Dian Sukmara di sela Pameran Arsip Sejarah Lokal Kasumedangan di Gedung Creative Center Sumedang, Selasa (26/7) kemarin.

 

Oleh karena itu, pihaknya terus berusaha mengajak masyarakat agar memiliki kesadaran tinggi terhadap arsip. “Kami sedang berusaha bagaimana mengadvokasi masyarakat sehingga betul-betul memiliki kesadaran arsip yang tinggi. Tantangan kita ke depan ialah berbagai harapan dengan arsip masuk ke era digital,” ujarnya.

 

Lebih lanjut kata Dian, saat ini pihaknya sedang berupaya menyusun regenerasi kepemimpinan Kabupaten Sumedang dari awal berdiri hingga pada pemerintahan Bupati saat ini.

 

“Jadi masih dalam profil regenerasi kepemimpinan. Kami berharap nantinya masyarakat Sumedang tidak melupakan sejarah daerahnya sebagai motivasi untuk meraih kemajuan. Sehingga masyarakat tahu bagaimana perubahan regenerasi di Sumedang, sehingga Sumedang maju dengan satu pijakan dasar yang kuat dengan sistem kearsipan kita yang akuntabel,” paparnya.

 

Sementara itu, Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir menyebutkan, lewat pameran arsip, masyarakat nantinya akan paham dan sadar akan arti penting arsip. “Jadi ini awal yang baik. Saya yakin ke depannya akan terus berlanjut sehingga kearsipan dapat dikenal secara luas. Orang akan paham, akan sadar pentingnya arsip, dan akan menjadi bagian untuk menjaga arsip,” terang Dony.

 

Ia berharap ada dampak positif yang bisa diambil. Pertama, bisa merespon setiap kegiatan yang ada. Kedua, bisa merekamnya, dan yang ketiga, bisa mendokumentasikannya serta menjadi sebuah arsip bahkan membukukannya.

 

Ia mencontohkan bagaimana arti penting dari adanya arsip yakni saat menghadapi pandemi Covid 19 sehingga menjadi pembelajaran bagi masyarakat.

 

“Contoh dalam penanganan pandemi Covid-19 selama 2 tahun. Harus ada yang mencatat bagaimana respon kita terhadap Covid-19 seperti apa, merekam apa yang kita lakukan ketika Covid-19, mendokumentasikannya dalam bentuk foto, tulisan dan sebagainya kemudian membukukannya,” sebut Dony.

 

Kalaupun sudah jadi buku, lanjutnya, maka dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk ke depannya sehingga tahu cara menanganinya seperti apa, rekomendasi ke depannya seperti apa dan bagaimana supaya tidak terjadi lagi.

 

“Jadi dengan cara seperti ini, dapat mengetahui arti penting dari sebuah arsip yang akan menjadi memori kolektif bagi bangsa,” katanya. (jim)