Dipelihara 10 Tahun Tanaman Ini Rp 25 Juta

oleh

RADARSUMEDANG.IDSebanyak 760 penghobi tanaman bonsai memeriahkan Gebyar Pameran Bonsai Terbuka di Lapang Sepakbola Desa Citimun, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Acara ini digelar komunitas dari Perkumpulan Penggemar Bonsai Inonesia (PPBI) Cabang Sumedang, sejak tanggal 3 hingga 7 Agustus 2022.

 

Ketua PPBI Cabang Sumedang, Agus Wahidin mengatakan, pameran bonsai ini digelar dalam rangka memeriahkan HUT ke-77 Republik Indonesia, sekakigus Milangkala ke-206 Desa Citimun.

 

“Kontes bonsai ini kerjasama kami dengan Pemerintah Desa Citimun, Kecamatan Cimalaka. Merupakan kegiatan rutin kami setiap tahun, sekarang diselenggarakan di Citimun,” katanya.

 

Selain dari Sumedang, peserta yang ikut kontes bonsai ini juga berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat, seperti dari Majalengka, Kuningan, Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kota Bandung dan Cianjur. Meskipun menjadi kegiatan rutin, pihaknya ingin mengenalkan lebih luas lagi tanaman bonsai ini.

 

“Sebab filosofi tanaman bonsai ini adalah merubah sampah menjadi rupiah. Tunggul, tunggak, yang teraniaya alam seperti kebakaran hutan, tersambar petir, itu yang sudah dianggap tidak berharga, oleh para pebonsai ditekuni, telaten, sehingga jadi berharga,” jelasnya.

 

Pameran ini digelar juga untuk menarik minat genarasi milenial supaya bisa tertarik dengan bonsai. Sebab, menurut Agus, jika bonsai dipelihara dengan telaten bisa menghasilkan uang yang tidak sedikit.

 

“Karena rata-rata dengan pemiliharaan 10 tahun, bonsai ini harganya tidak ada yang kurang dari Rp 25 juta. Ini ril, asal dengan ilmunya,” katanya.

 

Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir mengapresiasi kontes bonsai yang digelar Perkumpulan Penggemar Bonsai Inonesia (PPBI) Cabang Sumedang. Acara kontes bonsai merupakan salah satu ikhtiar yang telah lama digemari oleh masyarakat, dalam hal ini komunitas penggemar bonsai.

 

“Bagi pemerintah sendiri pameran bonsai ini menjadi salah satu ekonomi kreatif yang bisa meningkatkan nilai ekonomi, dan nilai tambah. Disamping hobi dan cinta, dengan pemiliharaan yang bagus, bonsai akan bernilai ekonomis,” kata bupati, saat membuka Gebyar Pameran Bonsai Terbuka di Desa Citimun Kecamatan Cimalaka, Sabtu (6/8).

 

Dony menyebut, potensi bonsai di Sumedang sangat besar dan banyak. Wilayah Sumedang yang banyak hutannya memudahkan orang mendapatkan potensi bonsai. “Menurut informasi yang saya dapat, Sumedang ini menjadi salah satu penghasil bonsai terbaik, termasuk bonsai potensi atau sebelum matang,” katanya.

 

Lebih jauh dikatakan, dengan digelarnya pameran bonsai ini diharapkan menjadi wahana bagi pecinta bonsai untuk mempublikasikan dan memperlihatkan tanaman hasil peliharaannya selama ini. Kemudian juga tentunya menjadi sarana edukasi, saling berbagi ilmu dan pengalaman, bagaimana memelihara bonsai yang baik dan bernilai guna sehingga mendapatkan nilai tambah.

 

“Mudah-mudahan lebih banyak masyarakat yang tertarik memelihara bonsai, karena cukup menjanjikan. Bonsai ini bisa merubah sampah menjadi rupiah,” ucapnya.

 

Bupati Dony menggambarkan, tunggul pohon yang sudah tidak berguna, bisa mempunyai nilai jual hingga puluhan juta rupiah, bila dipelihara dengan baik.

 

“Bonsai bisa mendulang rupiah. Itulah makna dari kegiatan ini. Mudah-mudahan para pecinta bonsai mendapatkan wahananya untuk mengembangkan potensi kreatifnya. Memperlihatkan hasil karyanya ke masyarakat,” kata Dony.

 

Pameran bonsai di Desa Licin sendiri dalam rangka memperingati HUT ke-77 Republik Indonesia, sekaligus Milangkala ke-206 Citimun Licin. Dalam pameran bonsai itu, juga diisi dengan pameran UMKM, layanan adminduk, serta panggung hiburan seni kreasi. (gun)