RADARSUMEDANG.ID – Pemerintah Kabupaten Sumedang melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) mulai khawatir dengan adanya berbagai kasus kenakalan remaja yang kerap terjadi di Kabupaten Sumedang. Kepala Bakesbangpol, Asep Tatang Sujana menyampaikan, pihaknya mencoba mengingatkan kepada semua aparat pemerintahan tentang perlunya upaya penguatan ideologi Pancasila.
Selain itu diperlukan pula pemahaman wawasan kebangsaan dalam menciptakan situasi kondusif bagi para pelajar, khususnya tingkat SLTA di Kabupaten Sumedang. “Kami mengambil tema ini sehubungan banyaknya kasus atau peristiwa kenakalan remaja yang melibatkan pelajar SLTA seperti genk motor, tawuran, bullying, ataupun narkotika,” kata Asep Tatang Sujana kepada wartawan, baru-baru ini.
Oleh sebab itu, mulai minggu ini akan ada sebuah pembinaan langsung kepada para peserta didik. “Kita akan melakukan pembinaan khusus ke setiap sekolah. Senin pekan depan (sekarang, red) akan kami laksanakan pembinaan langsung ke lapangan pada apel pagi di tiap SLTA dengan menghadirkan bupati dan wakil bupati selaku nara sumbernya,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Erwan Setiawan juga merasa bahwa akhir-akhir ini problem kenakalan remaja semakin kompleks. Pasalnya, berdasarkan data dari Lembaga Pembinaan Khusus Anak, jumlah kasus kriminal yang dilakukan anak atau remaja di Sumedang dari tahun 2021 hingga September 2022 tercatat sebanyak 20 kasus.
Beberapa kasus dimaksud berupa pencurian, pengeroyokan, pelecehan seksual dan lain-lain. Sebanyak 15 kasus telah melalui putusan pengadilan dengan ketetapan hukum. Sedangkan 5 kasus lainnya sedang dalam proses persidangan.
Adapun untuk kasus penyalahgunaan Narkoba berdasarkan Badan Narkotika Nasional (BNN) jumlah kasus Narkoba kategori anak dan remaja dari tahun 2021 hingga September 2022 terjadi 15 kasus. “Fakta ini harus kita tindaklanjuti dengan langkah kongkret. Karena dampaknya tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang tua, keluarga. Bahkan daerah tempat tinggalnya-pun ikut terkena dampaknya,” ujarnya.
Dengan demikian kata Erwan, kenakalan remaja memang membawa masalah yang mengganggu dan meresahkan. Namun bukan berarti kenakalan remaja tidak dapat diatasi.
Oleh karena itu, Wabup mengajak para orang tua memberikan beberapa pemahaman tentang konsekuensi yang diterima jika melakukan kenakalan remaja. “Mari kita berikan ruang untuk membuat dan menentukan pilihan, mengubah sikap keras menjadi sikap tegas, membuat aturan dan menetapkan batasan yang jelas. Mengawasi pergaulan anak tapi tidak mengendalikannya. Tanamkan nilai-nilai keagamaan sejak dini,” pungkas Erwan. (jim)