RADARSUMEDANG.ID, KOTA–Pemkab Sumedang menerima kunjungan digital startup di bidang teknologi satelit navigasi dan akurasi posisi dari Negara Finlandia.
Rombongan dari Finlandia itu diterima oleh Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir beserta jajaran di Gedung Negara Sumedang, Rabu (1/2) kemarin.
“Alhamdulillah kemarin menerima rombongan Kang Ahmad Oki Mualim, pemilik perusahaan starup I/OVuo Oy dan CEO I/OVuo Oy Mr Roy Nyberg dari Helsinki Finlandia. Kunjungan ini sebagai tindak lanjut kerja sama uji coba teknologi alat pemantau pergerakan tanah berbasis satelit,” kata Bupati Dony kepada wartawan, Kamis (2/2).
Bupati menyebut, alat tersebut akan diuji coba di Cadas Pangeran, Citengah dan Bendungan Jatigede untuk mendeteksi pergerakan tanah dalam skala sentimeter.
“Melalui alat ini insya Allah kita akan memiliki teknologi sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) untuk mengetahui pergerakan tanah, longsor serta deformasi Bendungan Jatigede. Sumedang banyak kawasan rawan pergerakan tanah sehingga sangat membutuhkan teknologi sistem peringatan dini ini,” ujarnya.
Adapun kata dia, kerja sama dan uji coba ini selain melibatkan perusahaan dari Finlandia juga kolaborasi dengan ITB dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Kunjungan ini sebagai tindak lanjut kunjungan saya ke Finlandia tahun lalu dan bertemu Kang Oki asal Pamekaran Rancakalong yang sedang studi S2 di Novia Autonomus Maritime Operation Turku Finlandia,” terang Dony.
Ditemui terpisah, Camat Sumedang Selatan (Sultan) Marlina menyebutkan, Mr Roy Nyberg sangat senang sekali dengan apa yang dibicarakan Bupati Dony tentang Cadas Pangeran, Citengah, dan Jatigede.
“Kami sebagai kepala wilayah menjelaskan bahwa longsor juga terjadi saat tidak hujan seperti waktu longsor batu beberapa waktu lalu. Inilah yang kami (Muspika Sultan) sampaikan ke tamu dari Finlandia mereka sudah melihat, memantau dan memahami bahwa memang diperlukan alat untuk mendeteksi pergerakan tanah,” ucap Marlina di ruang kerjanya, Kamis (2/2).
Selain itu lanjut Marlina, Mr Roy sangat salut dengan cadas pangeran. Mengingat tidak jauh dibawah jalur Cadas Pangeran ada penduduk dan mereka nyaman tinggal di sekitar Cadas Pangeran.
“Yang paling beresiko itu Cadas Pangeran atas ke jalan bawah, sampai Mr Roy itu juga geleng-geleng kepala. Karena resiko kehidupan disini yang menerima kondisi alamnya,” sebut Marlina.
Mereka juga ingin tahu jenis bencana, kemudian bagaimana di Jatigede mereka juga ada kebijakan yang bisa memelihara kebutuhan air yang besar cuman pak bupati menjelaskan bahwa itu bukan milik Sumedang itu kepentingan nasional.
Dengan demikian tutup Marlina alat pendeteksi pergerakan tanah nantinya akan memberikan maka apa yang harus dilakukan.
“Lokasinya harus ada kajian dulu kemudian ada MoU dulu kemudian ada survei ulang titiknya dimana. Kita juga masih belum tahu tahapan kajiannya seperti apa, karena rombongan cuman satu hari karena baru survey awal kemarin itu,” jelas Marlina. (jim)