Pelajari Kembali Geospasial, Bappppeda Sumedang Gandeng ITB

oleh
FOR RADARSUMEDANG.ID GEOSPASIAL: Salah satu implementasi sistem geospasial saat diuji coba oleh Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan untuk mengetahui KK miskin di studio Command Centre Sumedang, belum lama ini

RADARSUMEDANG.ID – Bappppeda Kabupaten Sumedang mencoba melakukan evaluasi perencanaan data di lapangan dengan menggandeng pihak akademisi dari Fakultas Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB). Kepala Bappppeda Sumedang, H Agus Wahidin mengatakan, pada kesempatan ini pihaknya mengumpulkan para pejabat fungsional di SKPD juga kasubag program di kecamatan untuk mempelajari kembali terkait dengan geospasial.

 

“Kami hanya melanjutkan kerjasama yang sudah lama dan ditindaklanjuti lagi dengan meningkatkan literasi geospasial. Kita sudah merasakan betul bagaimana teknologi kebumian yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan di Kabupaten Sumedang,” kata Agus Wahidin kepada RADARSUMEDANG.ID, Senin (24/7) kemarin.

 

Lanjut dia, pihak ITB pun nampaknya sangat serius dalam membantu Pemerintah Daerah untuk lebih mengoptimalkan petugas pengumpulan data di lapangan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan bagi pimpinan bagi sistem yang sudah dibangun di Command Centre Sumedang.

 

“Kami ingin kerjasama ini saling menguntungkan, dapat ilmu langsung dipraktekkan. Kemudian pihak akademisi dapat umpan balik untuk dikembangkan sebagai bahan riset,” ujarnya.

 

Memberikan literasi dalam genggaman Si Geol (sistem informasi geografis online) pihaknya menjelaskan bagaimana memanfaatkan basis data. Ini bermanfaat bagi masyarakat, sistem ini menjadi bagian dari upaya peningkatan perekonomian di Sumedang karena sudah banyak berprestasi.

 

“Dan kita berharap sistem ini menjadi bagian selain kepada kami insan akademis di kampus untuk membantu kami melakukan riset sehingga harus bermanfaat. Maka pertemuan hari ini memaksimalkan sistem ini bermanfaat untuk keperluan pemerintahan Sumedang,” jelasnya.

 

Ia menggambarkan bagaimana manfaat geospasial bagi kepentingan pengumpulan data. Seperti yang sering disampaikan Bupati, Wakil Bupati dan Sekda saat menerima kunjungan studi tiru SPBE dari kabupaten/kota yang belajar ke Sumedang .

 

“Di command center kita bisa lihat berapa angka kemiskinan, bagaimana bentuk rumah, lahan pekarangannya seperti apa, sejauh mana tingkat kemiringan, kemudian curah hujan berapa, apa tanahnya membahayakan lingkungan sekitar atau tidak. Kita sekarang baru memanfaatkan kulitnya saja dan itu juga sudah bagus apalagi kalau sampai mendalam,” paparnya.

 

Meski demikian diakuinya, sistem geospasial juga tergantung pada SDM yang ada di lapangan yang diharapkan dapat bekerja berdasarkan data dan fakta di lapangan. Akan tetapi yang jadi persoalan semua ilmu itu akan sangat tergantung pada input data di lapangan.

 

Sehingga Si Geol ini menjadi sebuah sistem yang implementatif untuk kehidupan. “Karena mau bagus gimana kalau input-nya tidak rutin, tidak update, yang input tidak menguasai dan ini saya pikir sudah menguntungkan satu sama lain,” jelas Agus Wahidin. (jim)