RADARSUMEDANG.ID – Pasca rentetan bencana gempa yang melanda sejak akhir Desember 2023 hingga awal Januari 2024, Sekretariat Yayasan Pangeran Sumedang (YPS) di Gedung Srimanganti wilayah Sumedang Kota tetap berdiri kokoh. Tidak ada bekas retakan pasca gempa di bangunan lama yang awal dibangun pada tahun 1706 itu.
Ketua YPS Rd Gautama Bagus Rangin menyebutkan, Gedung Srimanganti saat awal dibangun tanpa konstruksi besi. Bahan bangunan rangka terbuat dari bambu dengan bahan alternatif semen bata merah yang ditumbuk halus dicampur perekat kapur. “Meskipun bangunan lama, Alhamdulillah tidak ada retakan pasca gempa di bangunan milik YPS ini,” sebut Rd Bagus pada Kamis (01/02).
Sedangkan versi lain menyatakan bahwa bangunan tersebut berbahan batu bata ukuran besar produksi zaman dahulu dan menggunakan batu kali disesuaikan ukuran peruntukannya. Selain itu juga ditambah pasir semen, kapur dan kayu. Awal dibangun tanpa besi, sedangkan renovasi sudah menggunakan besi konstruksi di beberapa titik bangunan.
Sementara itu lantai dari tegel dan sebagian lantai lainnya kayu papan. Beberapa tiang berdiri kokoh mulai dari ukuran sekitar diameter 35 centimeter hingga diameter 50 centimeter, bahkan ada yang hampir berdiameter satu meter. Untuk ketebalan dinding rata-rata mencapai kisaran 40 centimeter hingga 50 centimeter.
Kata Srimanganti mempunyai arti adalah tempat menanti-nanti tamu kehormatan. Gedung Srimanganti pada masa pemerintahan Dalem Adipati Tanoemadja, arsitekturnya bergaya kolonial. Pada tahun 1982 dan 1993 Gedung Srimanganti direhabilitasi.
Bupati dan keluarga yang pernah menempati Gedung Srimanganti antara lain Pangeran Kornel, Pangeran Sugih, Pangeran Mekah dan Dalem Bintang. Gedung Srimanganti terdaftar pula dalam Monumenter Ordonantie 1931 sebagai bangunan Cagar Budaya yang dilindungi oleh pemerintah. (tri)