Kang Rinso Tebar 38 Hewan Kurban untuk Masyarakat SMS

oleh
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat H Ridwan Solichin menyaksikan penyembelihan hewan kurban di Jatinangor, Senin (17/6/2024).

RADARSUMEDANG.id, JATINANGOR – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, H Ridwan Solichin, SIP, MSi, melaksanakan kurban Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriyah, Senin (17/6/2024). Seperti pada pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya, penyembelihan hewan kurban ini didistribusikan di tiga kabupaten, yakni Sumedang, Majalengka, dan Subang (SMS).

Adapun jumlah hewan kurban yang disembelih terdiri dari 1 dan 2/7 ekor sapi, 35 ekor kambing dan 2 ekor domba. Untuk pelaksanaan pemotongan hewan kurban di Kabupaten Sumedang, kegiatan ini tersebar di empat titik yaitu: di Desa Cikoneng, Kecamatan Ganeas; di Masjid Al Jihad Puri Indah, Jatinangor; di Masjid Al Asaakir, Jatinangor dan di Desa Cibugel, Kecamatan Cibugel.

Sekretaris Fraksi PKS DPRD Jawa Barat yang familiar disapa Kang Rinso ini mengungkapkan bahwa kegiatan kurban ini merupakan bagian dari komitmennya untuk terus berbagi dengan masyarakat serta mempererat tali silaturahmi di Hari Raya Idul Adha.

“Kami berharap, dengan adanya kegiatan kurban ini, dapat membantu masyarakat yang membutuhkan serta menjadi berkah bagi semua,” ujarnya.

Pendistribusian daging kurban dilakukan dengan tetap memprioritaskan agar bisa men-jangkau masyarakat yang membutuhkan di daerah-daerah tersebut.

Serukan Pentingnya Memaknai Kurban Idul Adha

Kang Rinso menyampaikan pesan penting terkait Hari Raya Idul Adha yang akan dil-aksanakan pada 10 Dzulhijjah 1445 H. Sekretaris Fraksi PKS DPRD Provinsi Jawa Barat sekaligus Bakal Calon Bupati Sumedang ini mengingatkan masyarakat akan nilai-nilai spir-itual dan sosial yang terkandung dalam perayaan hari besar tersebut.

“Pada tanggal 10 Dzulhijjah 1445 H, kita melaksanakan Hari Raya Idul Adha atau lebih dikenal dengan sebutan Hari Raya Kurban. Bagi saudara-saudara kita yang sedang melaksanakan ibadah Haji di Tanah Suci Makkah, pelaksanaan Hari Raya Kurban sehari setelah jamaah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah. Banyak pesan dan pelajaran penuh makna yang terdapat dalam setiap peristiwa haji dan kurban,” ujar Kang Rinso.

Kang Rinso menekankan bahwa meski pelaksanaan Hari Raya Kurban tampak sebagai ru-tinitas keagamaan tahunan, maknanya sangat dalam. Ia menyebutkan pentingnya keteladanan dan ketaatan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS serta dampak sosial dan ekonomi yang diuraikan dalam QS. Al Hajj: 28.

“Secara spiritual, kurban adalah penyembelihan binatang ternak sebagai wujud ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT (Taqorrub ila Allah). Ini juga bermakna pembersihan nafsu-nafsu kebinatangan dari diri manusia untuk penyucian diri (tazkiyah), sehingga kita benar-benar menjadi hamba yang taat,” lanjutnya.

Dari dimensi sosial, kurban merupakan implementasi kepedulian sosial, semangat berbagi, dan sikap mengasihi sesama, terutama tetangga dan masyarakat yang kurang mampu. Nabi Muhammad SAW, setiap Idul Adha selalu menyembelih hewan kurban sendiri dan mendis-tribusikannya kepada kaum fakir dan miskin, menyisakan sedikit untuk keluarganya. Hal ini diharapkan dapat menimbulkan kegembiraan di tengah masyarakat.

Kang Rinso juga menyoroti persoalan sosial yang masih menghantui sebagian masyarakat, seperti tingginya angka kemiskinan dan pengangguran. Ia mengutip data BPS yang menun-jukkan bahwa angka kemiskinan nasional mencapai 9,36% atau setara dengan 25,9 juta ji-wa, sementara tingkat pengangguran terbuka mencapai 4,82% atau 7,20 juta jiwa. Selain itu, 9,9 juta Generasi Z di Indonesia dilaporkan tidak kuliah, tidak bekerja, dan tidak mengikuti pelatihan.

Dalam konteks bencana alam yang melanda beberapa daerah, Kang Rinso mengajak agar pelaksanaan kurban tahun ini diprioritaskan untuk membantu masyarakat yang terkena bencana. “Kita harus membangun kepedulian untuk meringankan beban hidup saudara-saudara yang sedang ditimpa musibah,” katanya.

Menjelang pemilu dan pergantian pemerintahan, Kang Rinso berharap para pemimpin bang-sa dapat meneladani semangat kurban. “Peristiwa kurban hendaknya menjadi pelajaran bagi pemimpin untuk mengorbankan ego pribadi demi kepentingan bangsa dan negara. Sudah saatnya, para pemimpin berkurban segala bentuk kepentingan pribadi dan menggantinya dengan kepentingan publik,” tegasnya.

Makna kurban, lanjut Kang Rinso, harus menjadikan para pemimpin lebih jujur, transparan, dan berkomitmen pada kesejahteraan masyarakat. “Jangan sampai di tengah penderitaan rakyat, masih ada pejabat yang melakukan korupsi dan memperkaya diri sendiri.”

Terakhir, Kang Rinso menekankan pentingnya semangat kolaborasi dalam pelaksanaan kurban, yang melibatkan banyak pihak mulai dari pembelian, penyembelihan, hingga pendistribusian daging kurban. Dampak ekonomis dari kurban diharapkan bisa dirasakan oleh berbagai pihak, termasuk peternak hewan, pembuat pakan ternak, dan penjual hewan kurban musiman.

“Kita harus memaknai setiap perayaan hari besar keagamaan dengan nilai dan makna yang mendalam. Hari Raya Kurban bukan hanya kewajiban memotong hewan kurban, tetapi juga sikap mengorbankan kepentingan pribadi untuk kepentingan bangsa dan negara,” pungkasnya.(rik)