RADARSUMEDANG.ID, KOTA – Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang menyampaikan, tren konsumsi gula saat ini di sebagian kalangan masyarakat sudah kelewat batas.
Makanan dan minuman berkemasan yang dijual bebas di pasaran disebut-sebut menjadi penyumbang terbesar penyebab penyakit tidak menular (PTM) diabetes melitus dan gagal ginjal.
Pasalnya berdasarkan pengamatan Dinas Kesehatan, konsumsi gula berlebih dapat menimbulkan gagal ginjal.
“Semuanya tergantung pada gaya hidup masyarakat itu sendiri yaitu pola makan. Tren pola makan saat ini sejak kecil diarahkan pada pola makan yang tidak sehat. Contohnya dengan membiasakan minuman-minuman yang manis-manis,” kata Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, saat dikonfirmasi Radar Sumedang di ruang kerjanya, Senin (29/7/2024).
Aan menggambarkan, dampak buruk dari kebiasaan mengkonsumsi minuman dengan kadar gula yang berlebih. Yang mana tren saat ini berhubungan dengan angka gagal ginjal terhadap kalangan anak-anak cukup tinggi.
Belum lagi Hemodialisa atau cuci darah di rumah sakit (RSCM) tergolong cukup tinggi dari golongan anak-anak usia dibawah 18 tahun.
Fenomena ini kata Aan, salah satu menunjukkan bahwa hal ini terjadi karena sejak masa kanak-kanak cenderung membiasakan minuman-minuman manis (minuman kemasan) sehingga fenomena ini sangat berbeda dengan pola makan zaman dahulu.
Yang mana anak-anak dahulu tergolong sangat jarang minum-minuman kemasan, yang ada hanya minuman alami seperti air kelapa dan sejenisnya.
“Sekarang air kelapa pun dalam bentuk kemasan, artinya kebiasaan itu mengakibatkan gagal ginjal dan kedua menyumbang angka diabetes mellitus jangka panjang di masa dewasa, kemudian pra lansia juga masa lansia,” ujarnya.
Oleh sebab itu angka kejadian hipertensi dan gula darah di setiap puskesmas cukup tinggi sehingga dua PTM itu menjadi standar pelayanan minimal. Terutama dalam melakukan pengobatan dan penanggulangan di puskesmas secara berkesinambungan, yang sejujurnya sampai saat ini pihaknya masih kesulitan mencapai angka 100 persen.
“Mudah-mudahan tahun ini dengan program deteksi dini PTM khususnya gula darah dan tensi darah juga tingkat kolesterol ke setiap SKPD dan pesantren atau sarana pendidikan,” terang Aan. (jim)