Anggota DPR RI Dorong Pengembangan Peternakan Domba di Sumedang dengan Skema Kemitraan Inti-Plasma

oleh
Anggota DPR RI Fraksi PKS Dapil Jawa Barat IX (Sumedang, Majalengka, Subang), Ateng Sutisna.

RADARSUMEDANG.ID, KOTA – Anggota DPR RI Fraksi PKS dari Daerah Pemilihan Jawa Barat IX (Sumedang, Majalengka, Subang), Ateng Sutisna, mendorong pengembangan peternakan domba di Kabupaten Sumedang sebagai sektor unggulan yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Ateng, Sumedang memiliki keunggulan di sektor peternakan domba karena masyarakatnya telah lama terbiasa dengan sistem breeding atau pembiakan ternak untuk menjaga kualitas dan kemurnian ras.

“Budidaya domba tangkas di Sumedang punya prospek besar. Masyarakat kita sudah memiliki pengalaman dalam beternak, tinggal bagaimana kita meningkatkan skala usaha dan kualitas produksi,” kata Ateng dalam keterangan pers kepada radarsumedang.id, Kamis (6/2/2025).

Ateng yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Departemen Agribisnis dan Pangan Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) menilai, selain sumber daya manusia yang sudah terampil, Sumedang juga memiliki potensi pakan yang melimpah.

“Limbah tahu, yang merupakan produk sampingan dari industri tahu khas Sumedang, dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif yang kaya nutrisi. Selain itu, lahan hijau yang luas serta ketersediaan pakan konsentrat semakin memperkuat peluang pengembangan ternak domba di daerah ini,” ujarnya.

Namun, pengembangan sektor peternakan domba di Sumedang masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan pasar yang masih bersifat konvensional serta skala usaha yang kecil. Selain itu, akses permodalan bagi peternak skala besar juga masih terbatas.

“Padahal, dana ketahanan pangan di desa bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan sektor ini,” tambah Ateng.

Sebagai solusi, Ateng mengusulkan agar pemerintah bernegosiasi dengan Arab Saudi terkait pembayaran dam atau denda haji dan umrah yang bisa dilakukan di Indonesia. Dengan begitu, kebutuhan domba dapat dipenuhi dari peternak lokal, lalu dipotong di Indonesia, dan hasilnya dibagikan kepada kaum dhuafa di Tanah Air.

“Saya sarankan pemerintah bisa bernegosiasi agar pembayaran dam dilakukan di Indonesia. Domba-dombanya dari peternak lokal, dipotong di sini, dan dibagikan kepada kaum dhuafa di Indonesia. Ini akan memberikan manfaat besar bagi industri peternakan dan masyarakat kita,” jelasnya.

Bagi peternak skala kecil, Ateng menyarankan pola kemitraan dengan skema inti-plasma melalui koperasi atau pengusaha. Model ini memungkinkan peternak kecil mendapatkan pendampingan, akses permodalan, serta pasar yang lebih luas.

“Intinya, kita harus bersama-sama membangun ekosistem peternakan yang lebih modern dan berkelanjutan. Jika dikelola dengan baik, sektor ini bisa menjadi andalan bagi perekonomian masyarakat Sumedang,” pungkas Ateng.(jim)