Kisah Saepulloh Pedagang Keripik Keliling Berpenghasilan Rp30 Ribu Perhari, Nafkahi Kedua Orangtua dan Adik Menderita Sakit 

oleh

RADARSUMEDANG.ID – Saepulloh M, 20 tahun, warga RT 02/04, Dusun Jambutegal, Desa Jambu, Kecamatan Conggeang, setiap hari berkeliling menjajakan keripik milik orang lain. Meski penghasilan setiap hari yang dia peroleh hanya Rp30 ribu, namun usaha tersebut tetap dilakoninya lantaran belum ada pilihan lain.

 

Dia mengisahkan, berdagang keripik keliling sejak 2021, sewaktu mulai masuk MA di Kecamatan Cimalaka. “Kala itu pulang sekolah langsung jualan keripik,” kenangnya.

 

Setelah lulus dari MA sekitar dua tahun lalu, hingga sekarang berjualan keripik keliling masih menjadi pilihan profesinya. “Sampai sekarang tetap melanjutkan jualan keripik keliling dengan penghasilan Rp30 ribu perhari,” ujarnya.

 

Meskipun diakui, ongkos bolak balik Rp10 ribu perhari, sehingga terkadang yang dibawa bersih ke rumah Rp20 ribu. Penghasilan tersebut untuk biaya makan sekeluarga, kedua orang tuanya dan adiknya serta dirinya sendiri.

 

Bapak kandungnya berusia 49 tahun dan sekarang tidak bekerja lantaran pernah mengalami gangguan mental. Sedangkan ibunya juga kerap menderita sakit kejang-kejang. “Terkadang berjualan keripik keliling juga bergantian dengan ibu, cuma itu kadang-kadang, karena ibu juga sakit,” sebut Epul, panggilan akrabnya.

 

Adik yang masih duduk di kelas 3 SD menderita sakit amandel, saat ini kondisinya rawat jalan. “Pernah adek saya dioperasi, sekarang harusnya dioperasi lagi, tapi belum siap,” ucapnya.

 

Diakui, terkadang saudaranya turut membantu untuk menambah biaya hidup keluarganya. “Tapi kami tetap berjualan karena malu bila tidak berusaha sama sekali,” ungkapnya.

 

Epul berharap ada bantuan modal usaha sendiri, supaya barang dagangan tidak lagi mengambil dari orang lain. Atau ingin punya pekerjaan lain, karena penghasilan selama ini tidak mencukupi.

 

Saat menjajakan dagangannya ke kantor Desa Cimalaka, Kecamatan Cimalaka pada Jumat, 15 Agustus 2025, Kasikesra Desa Cimalaka, Kandar Umara menjelaskan, pernah sebelumnya Saepulloh warga desa setempat. Namun pada 2021 pindah dari Desa Cimalaka dan sekarang menetap di sebuah saung pinggir sawah milik saudaranya yang berlokasi di Desa Jambu.

 

“Sekitar satu bulan lalu ibunya pernah kejang-kejang saat berjualan di wilayah Desa Cimalaka, sempet diobati,” ucap Kandar. Untuk diketahui, Epul kerap menjajakan dagangannya ke wilayah Desa Cimalaka lantaran aslinya berasal dari wilayah Dusun Pakemitan, Desa Cimalaka. (tri)