JATINANGOR – Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan webinar bertema “Potensi Bisnis Jamur untuk Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19”.
Webinar tersebut menghadirkan 4 narasumber yakni Dosen dan anggota Kelompok Keahlian Sistem dan Pemodelan Ekonomi di SAPPK Dr. Ir. Kartib Bayu, M.Si, Guru Besar dari Sekolah Ilmu Teknologi Hayati (SITH) ITB Prof Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Ir. Epi Kustiawan, M.P, dan Ketua Umum Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia H.M Kudrat Slamet.
“Materi yang saya sampaikan ini hasil kajian dan pengadian masyarakat PPMI KK SPE SAPPK ITB yang sebelumnya dilaksanakan di Kabupaten Sumedang,” ucap Dr. Kartib kepada Radar Sumedang. Kamis (09/09).
Dr. Kartib menjelaskan bahwa usaha jamur tiram adalah salah satu usaha yang tidak terlalu terdampak oleh wabah Pandemi Covid 19. Hal ini perlu dipertimbangkan untuk menjadi komoditi unggulan dalam membuka usaha secara mandiri (berwirausaha) bagi masyarakat dalam upaya Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Covid 19.
“Bisnis jamur tiram saat sangat potensial, melalui platform digital sistem informasi manajemen produksi dan manajemen pemasaran jamur tiram, dapat digunakan dan di manfaatkan secara optimal oleh para pengusaha jamur untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahanya,” tambahnya.
Menurutnya, adanya platform digital ini dapat didigunakan Pemerintah sebagai bahan membuat kebijakan dalam pengembangan usaha jamur di Kabupaten Sumedang dan dapat dijadikan model platform yang dapat diterapkan di Kabupaten/kota yang lainnya.
“Perlu dilakukan kajian terapan lebih lanjut terutama mengenai teknologi peningkatan produksi, pengolahan jamur dan sistem distribusi jamur segar pada masa adaptasi kebiasaan baru, dan model perencanaan dan kebijakan pengembangan bisnis jamur tiram yang teritegrasi di masa yang akan datang.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Epi Kustiawan memaparkan tentang visi misi dan posisis trategis hutan Jawa Barat yang dianggap menguntungkan bagi perkembangan usaha para petani jamur.
“Jamur dapat menjadi komoditas unggulan sebagai produk hasil hutan non kayu. kebijakan dan program pengembangan jamur kayu di jawa barat sesuai Permenhut no 35 tahun 2007 tentang hasil hutan bukan kayu (jamur kayu diantaranya)
Selain itu, Kepala Dinas Kehutanan juga memaparkantentang program Petani Millenial yang saat ini sedang dijalankan oleh Gubernur Jawa Barat. Program yang memiliki slogan “Tinggal di Desa, Rejeki Kota, Bisnis Mendunia”
“Kami mengajak dan mendorong para pemuda dan milenial untuk menjadi petani yang sukses,” ucapnya.
Webinar ini dihadiri oleh peserta dari kalangan akademisi sekaligus dibuka untuk umum. Tercatat peserta dari kalangan akademis di luar ITB adalah dari International Women University. Total peserta yang mengikuti webinar daring ini sebanyak 370 orang. Sebagian peserta berasal dari para petani dan kelompok petani jamur di Jawa Barat.
Webinar ini adalah kegiatan rutin tiap semester yang dilaksanakan oleh SAPPK ITB. Setiap semester rencananya ada 9 kali, sesuai dengan adanya 9 Kelompok Keahlian yang ada di SAPPK. Memasuki tahun ajaran baru 2021/2022. Webinar ini secara khusus bertujuan untuk meningkatkan iklim akademik di lingkungan ITB dan khususnya di SAPPK. Tujuan yang lebih luas adalah publikasi hasil riset dan pengabdian masyarakat kepada khalayak luas.(tha)