RADARSUMEDANG.ID – Partai Demokrat menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat Tahun 2022 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (15/9/2022).
Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membuka Rapimnas yang diselenggarakan selama dua hari, dimulai hari ini, Kamis hingga Jumat (16/9/2022).
Dalam sambutannya AHY mengucapkan Alhamdulillah, karena Partai
Demokrat bisa memperingati hari ulang tahunnya yang ke-21. Demokrat ada, karena kesetiaan seluruh kader kepada cita-cita para penggagas dan pendiri. Demokrat
juga ada, karena kepercayaan dan suara rakyat.
“Saya mengucapkan terima kasih, kepada seluruh kader Demokrat, dan rakyat Indonesia, atas dukungannya selama ini. Semoga kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian dibalas oleh Allah SWT,” ucapnya.
AHY menjelaskan, Di usianya yang ke-21 tahun, Demokrat memiliki pengalaman yang lengkap, dalam berdemokrasi. Partai Demokrat pernah 10 tahun, memimpin jalannya pemerintahan. Kini, berada di luar kekuasaan. Menjalankan fungsi checks and balances bagi pemerintahan.
“Insya Allah, Demokrat istiqomah. Tetap gigih dalam berjuang. Untuk mengawal dan memperjuangkan harapan rakyat.
Sejak kemarin, para pemimpin, pengurus dan fungsionaris utama para Ketua
DPD dan DPC, para Wakil Rakyat, dan para Kepala Daerah dari Partai Demokrat,
melaksanakan Rapat Pimpinan Nasional. Mereka datang dari seluruh Tanah Air.
ada yang dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
dan Papua,” ucapnya.
Pada Rapat Pimpinan Nasional tersebut, lanjut Agus, Demokrat fokus pada tiga hal.
Pertama, memikirkan dan mencari solusi atas persoalan rakyat. Utamanya, kondisi sosial ekonomi rakyat. Kedua, mengambil sikap atas sejumlah isu nasional yang fundamental. Isu-isu ini juga menjadi perhatian rakyat, bahkan dunia. Baik soal demokrasi, kebebasan, keadilan, maupun supremasi hukum. Ketiga, harapan dan rekomendasi Demokrat, baik pusat maupun daerah, untuk Pemilu 2024.
“Hal-hal itulah, yang juga menjadi fokus pidato politik saya, pada hari ini.
Melalui mimbar ini, Partai Demokrat berkeinginan, untuk menawarkan solusi-
solusi terbaik, yang dapat menjadi alternatif, penyelesaian masalah rakyat saat ini, dan kedepan. Persoalan rakyat, yang dibahas dalam Rapimnas itu, senada dengan, suara-suara rakyat, yang disampaikan langsung kepada saya. Dalam tiga tahun terakhir ini, saya aktif berkeliling Nusantara. Menyambangi desa-desa, kecamatan, kota dan kabupaten, di 34 provinsi. Hampir di tiap tempat, saya melakukan dialog rakyat,” ujarnya.
Di Jepara, Jawa Tengah, lanjut ia, dirinya dihampiri oleh ibu–ibu. Ibu Daimah, 52 tahun. Ibu rumah tangga yang mengadu soal tingginya harga-harga. Ibu Ana, 32 tahun. Guru PAUD yang penghasilannya 200 ribu rupiah per bulan. Ibu Indah, 25 tahun. Istri seorang supir truk, yang penghasilannya tak menentu. Mereka meneteskan air mata. “Mas AHY, kulo mboten mikir mangan sing enak, saget mangan mawon, kulo sampun syukur”. “Jangankan makan enak, bisa makan saja sudah syukur”.
“Beban rakyat sekarang semakin sulit, dengan naiknya harga BBM. Inflasi sudah
pasti naik. Harga bahan pokok juga pasti naik. Konsekuensinya, daya beli menurun.
Minyak goreng, telur ayam, cabai, beras, bawang, dan kedelai, makin sulit
dijangkau oleh masyarakat. Pilihannya ada dua. Barangnya ada, tapi harganya gila-gilaan. Atau, harganya terjangkau, tapi barangnya tidak ada di pasaran,” katanya.
Demokrat mengerti, ada persoalan dengan kesehatan APBN, dan ruang fiskal
negara. Karena itu, pemerintah memandang perlu, untuk mengurangi subsidi BBM.
Namun, di sisi lain, Demokrat juga sangat mengerti, kondisi kehidupan sosial-
ekonomi masyarakat, yang tengah menghadapi tekanan berat. Sesungguhnya, ada banyak cara, untuk menyelamatkan fiskal, selain menaikkan harga BBM. Misalnya, dengan melakukan realokasi anggaran, penentuan prioritas, termasuk, penundaan sejumlah proyek nasional, yang tidak sangat mendesak.
“Sekarang, kenyataannya, harga BBM, sudah dinaikkan. Untuk itu, Demokrat
menawarkan dua solusi. Pertama, bantuan kepada rakyat, yang ekonominya
lemah, atau BLT, jumlah uangnya harus cukup, tepat sasaran, dan harus bebas dari
politik. BLT, produk kebijakan Presiden SBY, yang dulu ditentang oleh sebagian
kalangan; justru sekarang ditiru dan terbukti menjadi penyangga utama, daya beli
masyarakat,” ucapnya.
Kedua, alasan dan waktu, untuk menaikkan harga BBM, juga harus tepat. Jika
harga minyak mentah dunia menurun, turunkan kembali harga BBM kita. Jangan
sebaliknya, ketika harga minyak dunia turun, harga BBM justru dinaikkan.
“Rakyat yang saya temui di desa-desa, di kota-kota kecil dan kota besar, di
stasiun, di bandara, di gang-gang sempit, di restoran, di warung-warung kopi, di
pasar, di tempat fitness, di kampus, di pesantren, dan di tempat-tempat lainnya;
sebenarnya, mereka tidak menuntut pemerintah, bisa menyelesaikan, semua
masalah mereka tadi. Mereka tahu, kita semua harus, bekerja keras, untuk mengatasi persoalan yang kita hadapi. Namun, bagaimanapun juga, pemerintah harus berdiri di depan, dan mengambil tanggung jawab penuh, dalam mengatasi permasalahan rakyat dewasa ini,” katanya.
AHY juga menceritakan, suara rakyat yang lain. Coba datanglah kekampus. Datanglah ke perserikatan buruh. Bicaralah, dengan mereka yang punya keberanian, untuk menyampaikan kebenaran. Mereka akan mengatakan.
”Kami tidak ingin, setiap rupiah yang dikumpulkan, dari keringat rakyat, melalui pajak, digunakan secara tidak tepat. Untuk sesuatu, yang belum sangat dibutuhkan.
Sementara, ada kebutuhan rakyat, yang lebih mendesak, rakyat dimaksud, sesuatu yang belum sangat dibutuhkan adalah, proyek Infrastruktur, yang ambisius. Pembangunan infrastruktur memang penting, dan beberapa proyek infrastruktur yang dibangun pemerintah, mulai dirasakan manfaatnya. Namun, ketika keuangan negara sangat berat, ditambah beban utang yang tinggi, maka, perlu dilakukan penjadwalan kembali, atau dilakukan
penundaan,” tutupnya.
AHY mengajak, kepada seluruh kader dan simpatisan Partai Demokrat, seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote serta kepada para sahabat, partai-partai politik lainnya. Jika merasakan energi dan semangat, “perubahan dan perbaikan”, seperti yang Demokrat rasakan, mari bangkit dan bersatu, memperjuangkan kehidupan rakyat, dan masa depan yang lebih baik.
“Insyaallah, Indonesia akan semakin aman dan damai, semakin adil dan
sejahtera, semakin maju dan mendunia. Indonesia untuk semua,” tandasnya. (tha)