Kantor SAR Bandung Kerahkan Alut dan Personil ke Cianjur

oleh

RADARSUMEDANG.ID – Kantor SAR Bandung memberangkatkan satu tim rescue dari Kantor SAR Bandung dan satu tim dari Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FKP3) yang sedang melaksanakan standby di Kantor SAR Bandung ke wilayah terdampak gempa di Kabupaten Cianjur.

 

Kepala Kantor SAR Bandung, Jumaril memerintahkan pemberangkatan tim rescue dari Kantor SAR Bandung setelah sebelumnya menerima informasi gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Cianjur pada pukul 13.21 WIB dengan skala 5.6 SR dan kedalaman 10 KM. Gempa bumi dirasakan di beberapa wilayah hingga ke Kota/Kabupaten Bandung, Jakarta, Sukabumi, Banten dan wilayah Jawa Barat lainnya.

 

“Tim Siaga Kantor SAR Bandung masih melakukan koordinasi dengan BPBD Cianjur dan Potensi SAR Cianjur terkait dampak gempa, Tim Rescue diberangkatkan menuju Kecamatan Cugenang, Kecamatan Cipanas dan Kecamatan Cianjur untuk melaksanakan asesmen di lokasi kejadian,” ucap Jumaril.

 

Jumaril menambahkan, selain Tim Rescue Kantor SAR Bandung, tim diperkuat dari personel Kantor SAR Jakarta, Kantor SAR Semarang dan Kantor SAR Cilacap. “Adapun alut yang digunakan antara lain 1 Unit Truk Personil, 1 Unit Compartment, 1 Set Palsar Ekstrikasi, 1 Set Palsar Medis, 1 set palkom dan APD Personil,” tambahnya.

 

Sementara itu, gempa bumi yang terjadi di Ciajur, getarannya dirasakan masyarakat Sumedang. Oleh sebab itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang menghimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dan selalu berkoordinasi apabila terjadi sesuatu di wilayah masing-masing.

 

“Dampak gempa Cianjur atau Sukabumi untuk wilayah Sumedang belum ada laporan kerusakan, karena sebelumnya kami sudah melangkah beberapa waktu lalu ketika terjadi gempa di wilayah Sumedang kota, meski demikian sesar-sesar memang ada namun relative aman,” ucap Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Adang SIP kepada RADARSUMEDANG.ID.

 

Ia mengaku, pihaknya memberikan sosialisasi dan edukasi ke tempat banyak mobilisasi masyarakat seperti Rumah Sakit, PLN, Kantor BPJS dan Sekolah, menditeksi diri bencana.

 

“Besok juga akan melakukan sosialisasi ke sekolah jelang libur semester, karena kerap mengisi hari libur dengan wisata, kami ingatkan terhadap potensi bencana yang bisa terjadi dibeberapa tempat wisata, terutama gempa hidrometeorologi seperti banjir, longsor, yang disebab faktor cuaca,” ucapnya.

 

Ia menjelaskan, gempa bumi sampai saat ini belum dapat diprediksi, namun dapat meminimalisir dampaknya dengan langkah mitigasi yang tepat dan salah satunya dengan pemodelan Shakemap Skenario yang telah dilakukan BMKG.

 

“Selain itu, langkah mitigasi yang dapat dilakukan antara lain sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, penyiapan peta, jalur dan rambu evakuasi, penyempurnaan tata ruang dan penyempurnaan kebijakan daerah untuk mitigasi multi bencana, pengecekan bangunan strategis atau vital (building code), peningkatan koordinasi serta sinergi antar lembaga terkait, penyusunan rencana kedaruratan dan sop evakuasi serta pelatihan atau gladi evakuasi secara rutin dan memadai,” tutupnya. (tha)