Produksi Kerajinan Tangan Menurun, Pengusaha Muda Asal Sumedang Berikan Trik Jitu

oleh
SEMINAR: Kadiskopukmpp, bersama pengusaha muda asal Sumedang membuka kegiatan pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi Industri Kerajinan di Kabupaten Sumedang di Hotel Puri Khatulistiwa Jatinangor. Sabtu (15/07/2023).
SEMINAR: Kadiskopukmpp, bersama pengusaha muda asal Sumedang membuka kegiatan pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi Industri Kerajinan di Kabupaten Sumedang di Hotel Puri Khatulistiwa Jatinangor. Sabtu (15/07/2023).

JATINANGOR – Sebanyak 150 peserta dari 13 Kecamatan di Kabupaten Sumedang mengikuti seminar pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi Industri Kerajinan di Kabupaten Sumedang di Hotel Puri Khatulistiwa Jatinangor. Sabtu (15/07/2023).

Kegiatan yang digagas Direktorat Jendral Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian RI dihadiri Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmpp) Sumedang Hari Tri Santosa, Pengusaha Muda asa Sumedang Galih Dimuntur Kartasasmita, serta perwakilan Dirjen IKMA.

Kadiskopukmpp Sumedang, Hari Tri Santosa mengatakan, seminar tersebut merupakan pemantapan SDM menjadi industri kerajinan. Tentunya bisa diambil hikmahnya, mengingat potensi masyarakat terhadap UKM terutama kerajinan yang ada di Sumedang sudah mendunia.

“Kerajinan di Sumedang termasuk Jatinangor sudah terkenal makanya ada industri logam, industri kayu dan sebagainya, kami tadi berbincang dengan pihak Kementrian terkait pengembangan UKM di Sumedang, mudah-mudahan ada tindak lanjut, ada pelatihan-pelatihan lain seperti pelatihan alat angkut elektronik, pelatihan reparasi motor, mobil, AC. termasuk mengembangkan usaha-usaha kaitannya dengan logam, mesin elektronik dan alat angkut. Mudah-mudahan pelatihan ini bisa meningkatkan atau menumbuhkan wirausaha mandiri,” ujarnya.

Hari berharap, kerajinan-kerajinan yang diolah di Sumedang agar memperhatikan stok bahan baku, jangan sampai ketika sudah menjadi industri yang besar bahkan ekspor tetapi bahan bakunya tidak ada.

“Tentunya masyarakat bisa melihat seperti itu, dari sekarang logam, kayu, bambu yang dari hutan dimanfaatkan dengan baik untuk bisa menghasilkan perekonomian atau pendapatan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, pengusaha muda asal Sumedang yang juga Narasaumber kegiatan tersebut, Galih Dimuntur Kartasasmita mengatakan, langkah Kementrian Perindustrian RI melalui Direktur IKM dan logam LME melakukan kegiatan sangat luar biasa, karena inilah yang di butuhkan oleh wirausahawan atau calon pengusaha baru.

“Seminar-seminar inilah yang sangat penting, karena disinilah kesempatan untuk belajar, mencari ilmu, mempelajari sesuatu mengenai bisnis dan mengembangkan industri UKMnya masing-masing. Siapa yang mempunyai pengetahuan serta jalur? tentunya hanya Kementrian Perindustrian yang dijalankan oleh kepala dinas dari daerah termasuk hari ini di Sumedang,” ujarnnya.

Galih menambahkan, sebagai pengusaha dirinya mengucapkan terimakasih, karena acara seminar ini digelar diwilayah Sumedang sekaligus menjadi pemateri, sehingga merasa terhormat.

“Semoga peserta bisa menyerap pelajaran atau ilmu yang diberikan Kementerian, pasti ini hanya pembuka saja, nanti pasti ada bimbingan yang sangat berguna dan bermanfaat untuk masyarakat,” katanya.

Galih mengaku, dirinya memberikan materi tentang pemberdayaan sumber alam menjadi kerajinan, tema tersebut sangat menarik, karena dulu di Sumedang kerajinannya sangat tinggi, atau bisa dikatakan pusat kerajinan, banyak Ekspor bahkan barang-barang yang ada di Bali seperti Patung berasal dari Sumedang.

“Namun sangat disayangkan sekali, dengan perkembangan jaman, kerajinan di Sumedang malah menurun, sehingga topik ini saya angkat dalam seminar, saya berharap bahwa pengrajin di Sumedang bisa bangkit, bisa belajar teknik-teknik baru terutama dengan adanya teknologi baru, mungkin bisa diimplementasikan atau digabungkan dengan adanya pasar online marketplace, tokopedia, dan shopee,” ujarnya.

Galih menjelaskan, Indonesia berada diperingkat ke-6 pemakai jasa online di dunia. Seharusanya, para pengrajin di Sumedang bisa memanfaatkannya teknologi, sehingga kedepannya lebih berkembang lagi, dengan mengikuti jaman dan ini salah satu cara untuk bisa membudidayakan sumber alam.

“Banyak faktor menurunnya pengrajin di Sumedang salah satunya karena Covid 19, masalah pendanaan, kalah dikompetisi, ada kebingungan kerancuan diperijinan atau belum memiliki NIB, takut masuk atau produk kurang kekinian. Nah ini mesti ditingkatkan, melalui seminar ini bisa meningkatkan motivasi atau mengembalikan rasa keinginan pengrajin,” katanya.

Galih menjelaskan, wilayah Kabupaten Sumedang sangat menarik karena diapit dua infrastruktur besar yakni Patimban dan Bandara Internasional Kertajati, selain itu juga diapit dua tol yakni Tol Cisumdawu dan Tol Cipali. Tentunya dirinya sangat mengapresiasi pemerintah RI yang telah berhasil membangun dan meresmikan Tol Cisumdawu.

“Dengan adanya tol cisumdawu ini dari Jakarta ke Sumedang hanya 2,5 jam, kalau tidak macet 2 jam. Mestinya perputaran logistik barang keluar, barang masuk lebih cepat. Jadi saya apresiasi buat Pemerintah karena di Tol Cisumdawu ini ada torowongan terpanjang di Indonesia, itu bukan sesuatu yang mudah, memang lama 12 tahun di era kepemimpinan sekarang, itu pasti akan menjadi nilai positif buat masyarakat,” tandasnya. (tha).