RADARSUMEDANG.id– Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengomentari program pendidikan bergaya barak militer yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi untuk menangani pelajar yang dianggap nakal atau bermasalah. Menurut Anies, permasalahan pendidikan seharusnya diselesaikan dengan cara pendidikan, bukan justru diselesaikan dengan metode disiplin ala militer.
“Nah kita itu ketika ada anak yang tidak sesuai harapan, anak itu yang langsung disalahkan. Lalu anak itulah yang harus tanggung risikonya. Barangkali dia salah asuh, jadi begitu kita ngambil anak itu ditempatkan ke tempat lain, kita tidak mengoreksi problem yang buat anak terjadi begini,” ucap Anies.
Mantan calon presiden (Capres) pada Pilpres 2024 itu menyebut, munculnya perilaku anak yang tidak diharapkan itu harus mengkaji berbagai faktor, utamanya soal lingkungan maupun pendidikan di sekolah.
“Kalau gurunya nggak koreksi, lingkungannya nggak koreksi. Munculnya kejadian yang tidak diharapkan itu, kan anak ini produk dari didikan. Di mana? Di rumah, di sekolah, di lingkungan. Jadi kalau ada masalah, yang jadi koreksi itu ya sama-sama semuanya,” ujar Anies.
Meski demikian, Anies tak menampik bahwa barak militer memiliki nilai dalam mendidik kedisiplinan. Namun, hal itu bagi prajurit militer. Ia lebih menyarankan, permasalahan pendidikan anak dapat diselesaikan juga melalui pendidikan.
“Barak itu terbukti efektif untuk mendidik kedisiplinan, untuk mendidik kepatuhan bagi prajurit, sudah jelas. Masalah pendidikan diselesaikan dengan cara pendidikan. Masalahnya di mana? Apakah sederhana? Tidaklah. Tapi itu yang namanya menyelesaikan masalah,” tegasnya.
Lebih lanjut, Anies menekankan pentingnya kolaborasi antara semua pihak dalam menyelesaikan permasalahan siswa, bukan hanya sekadar pemberian hukuman.
“Didudukkan bareng-bareng orang tuanya, gurunya, kemudian diselesaikan bareng-bareng. Ini sifatnya adalah untuk pendidikan, tapi jangan justru hukuman,” pungkasnya.(jpc)