Prihatin Balita Meninggal Cacingan Akut, Legislator Dorong Evaluasi Total Perlindungan Sosial dan Kesehatan

oleh
RADARSUMEDANG.id – Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, menyampaikan keprihatinan mendalam atas meninggalnya seorang balita di Sukabumi dalam kondisi tubuh dipenuhi cacing. Menurutnya, peristiwa memilukan ini menjadi alarm keras terhadap lemahnya sistem perlindungan sosial serta layanan kesehatan dasar di masyarakat.
“Tragedi ini menimbulkan duka yang menyayat hati sekaligus menjadi peringatan keras bagi semua pihak. Peristiwa ini tidak terjadi jika fungsi pencegahan, pemantauan, dan perlindungan sosial berjalan dengan baik,” kata Netty kepada wartawan, Jumat (22/8).

Netty memahami kekecewaan publik yang menilai pemerintah desa dan perangkatnya kurang sigap dalam mengawasi kesehatan warganya. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan berlapis dari tingkat desa hingga pusat agar kasus serupa tidak kembali terjadi.

Menurut Netty, perangkat desa, kader posyandu, PKK, serta bidan desa harus lebih diperkuat karena mereka menjadi garda terdepan dalam menjaga kesehatan masyarakat. Ia juga menyoroti kelemahan pendataan dan distribusi bantuan sosial yang kerap tidak menjangkau keluarga miskin dan rentan.

“Masih banyak keluarga miskin yang terabaikan dari data penerima manfaat, tidak memiliki dokumen kependudukan maupun jaminan kesehatan, sehingga kesulitan mengakses layanan dasar ketika kondisi darurat,” tegasnya.

Politisi PKS itu menegaskan perlunya evaluasi total terhadap sistem perlindungan sosial. Menurutnya, program tidak boleh hanya bersifat administratif di atas kertas, tetapi harus benar-benar hadir ketika rakyat membutuhkan.

“Perlindungan sosial tidak boleh sebatas program administratif, tetapi benar-benar hadir ketika rakyat membutuhkan, terutama bagi keluarga miskin dan rentan. Kita tidak boleh menunggu tragedi serupa terulang untuk melakukan perbaikan,” ucap Netty.

Lebih lanjut, ia mendorong optimalisasi fungsi posyandu dan kemudahan akses layanan kesehatan, bahkan bagi warga yang tidak memiliki dokumen resmi.

“Kita harus mengoptimalkan fungsi posyandu sebagai pusat deteksi dini kesehatan anak dengan dukungan tenaga kesehatan desa. Kita juga harus mempermudah akses layanan kesehatan darurat, agar warga miskin yang tidak memiliki dokumen pun bisa segera ditangani,” urainya.

Sebagaimana diketahui, balita perempuan bernama Raya asal Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia setelah tubuhnya dipenuhi cacing. Bocah berusia empat tahun itu dikenal memiliki status BGM (bawah garis merah) atau gizi buruk, sehingga sudah lama dalam pengawasan gizi oleh petugas desa dan menjadi perhatian posyandu setempat.(jpc)