Kembangkan Ratusan Hektare Lahan di Mekarasih

oleh
AGUN/RADARSUMEDANG.ID KEMBANGKAN: LAD Pancar Buana, Desa Mekarasih, Kecamatan Jatigede, berupaya memberdayakan ratusan hektar lahan di wilayahnya untuk pengembangan sektor pertanian

RADARSUMEDANG.ID – Para petani yang tergabung di Lembaga Adat Desa (LAD) Pancar Buana, Desa Mekarasih, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang berupaya memberdayakan ratusan hektar lahan di wilayahnya untuk pengembangan sektor pertanian. Sektor pertanian di Desa Mekarasih itu akan dikembangkan melalui spirit pertanian berbasis budaya.

 

“Ada hal yang perlu kami terapkan kembali dalam tata cara bertani di era modern ini, yakni, tata cara bertani yang dilakukan oleh leluhur dulu. Dimana cara bertani yang dilakukan mengedepankan cara tradisional,” ujar Ketua LAD Pancar Buana, Sihabudin, belum lama ini.

 

Ia menggambarkan, hal kecil yang telah terlupakan oleh para petani di era sekarang, adalah prosesi sakral, mulai dari rencana menanam hingga pelaksanaan panen.

 

“Prosesi sakral yang dimaksud seperti melakukan ritual doa sebelum menanam atau mitembeyan sampai prosesi mipit sebelum panen hingga prosesi setelah panen yang menjadi budaya leluhur kami dulu. Budaya seperti itu harus kembali dilakukan atau diterapkan kembali di masa sekarang,” tuturnya.

 

Oleh karena itu, kata Sihabudin, yang terbaru pada tengah pekan lalu telah digelar acra Sawala Budaya Tani. Menurutnya, aspek penting diterapkannya kembali bertani dengan spirit budaya leluhur, tak lain untuk melestarikan konsep bertani yang berkah, yang memiliki nilai-nilai atas ridho yang maha kuasa.

 

“Yang paling terpenting juga bagaimana petani bisa menjaga lahan-lahan pertanian untuk dipertahankan, jangan sampai lahan pertanian terus tergerus dijadikan lahan pemukiman dan pembangunan lainnya,” ujarnya.

 

Sihabudin menambahkan, ketika sektor pertanian dikolaborasi dengan nilai-nilai budaya tradisional, selain bentuk penghormatan terhadap leluhur, juga akan menciptakan tradisi yang bisa dijual untuk daya tarik wisata.

 

“Banyak tempat wisata yang menyuguhkan konsep budaya bertani. Dimana konsepnya menyuguhkan prosesi bertani secara tradisional. Ini peluang (wisata) tentunya,” kata dia.

 

Ia menggambarkan, saat ini lahan pertanian di wilayah Desa Mekarasih mencapai 113 hektare. Jumlah ini menyusut karena sebagian banyak wilayah pertanian di Mekarasih tergenang Waduk Jatigede.

 

Dampak dari ekspansi pembangunan lainnya Sihabudin juga mengungkapkan, petani di Mekarasih banyak menemui kendala dalam keberlangsungan mengembangkan potensi pertanian. Diantaranya disebabkan oleh sulitnya mendapatkan pupuk, biaya operasional yang membengkak dan minimnya minat kalangan muda untuk menjadi petani.

 

“Makanya spirit bertani dengan mengedepankan pola tradisional diharapkan bisa membangun semangat kami untuk jadi petani. Karena kami yakin petani adalah pahlawan ketahanan pangan,” ujarnya. (gun)