RADARSUMEDANG.ID – Rapat Forkopimda Sumedang memutuskan banjir bandang di Desa Sawahdadap, Kecamatan Cimanggung dalam status Darurat Bencana. Status Darurat Bencana diberlakukan hingga 7 hari ke depan.
“Status banjir bandang, Darurat Bencana. Ini untuk mengoptimalkan penanganan di lapangan,” kata Sekda yang juga Kepala BPBD Kabupaten Sumedang, Herman Suryatman, Minggu (18/12) sore.
Menurutnya, dari hasil pengecekan sementara, banjir bandang di Cisurupan Desa Sawahdadap, Kecamatan Cimanggung diakibatkan sampah-sampah dari Gunung Geulis yang menyumbat aliran Sungai Cisurupan.
“Material berupa kayu-kayu kemudian bambu dan juga sampah rumah tangga serta lain sebagainya. Termasuk yang longsor, mungkin karena ada tanah yang menutup aliran sungai. Kami sedang assessment,” kata Sekda.
Sejumlah langkah cepat dan terukur dilakukan Pemda Kabupaten Sumedang bersama unsur Polres dan Kodim, Pemdes, Relawan dan warga masyarakat. “Kami melakukan edukasi dan diseminasi agar warga di 5 RW terdampak waspada terhadap kemungkinan bencana susulan,” katanya.
Pemerintah juga melakukan asesmen dan normalisasi sungai Cisurupan. “Normalisasi dilakukan konvensiaonal dengan kerja bakti dan dibantu beko dan alat berat lainnya. Petugas dan warga melakukan pembenahan dan pembersihan lumpur di rumah terdampak,” katanya.
Herman menyebutkan sudah menugaskan Dinas PUTR agar berkoordinasi dengan BBWS, untuk mengasesment kondisi lahan di bawahnya. “Karena itu kan aliran sungai bergeser. Jadi kami lakukan assessment untuk mengetahui treatment yang tepat agar tidak terjadi banjir susulan,” katanya.
Sementara itu, hari ketiga pasca banjir bandang, warga bersama tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri dan relawan masih melakukan pembersihan material banjir bandang. Hingga kemarin tampak permukiman warga masih porak-poranda diterjang material banjir bandang.
Sejumlah alat berat dikerahkan untuk mempercepat pembersihan material longsor berupa lumpur, batang pohon, bebatuan, hingga sampah rumah tangga. “Untuk alat berat kami kerahkan 2 beko, sudah bergerak sejak kemarin. Selain itu juga ada kendaraan pengangkut,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Atang Sutarno.
Adapun kendala di lapangan, kata Atang, adalah akses jalan di lokasi terdampak banjir yang sempit. Sehingga untuk alat berat yang diterjunkan tidak terlalu besar.
“Karena akses menuju lokasi itu tidak bisa masuk kendaraan besar, kami terpaksa menggunakan kendaraan angkutan kecil semisal pick up dan truk kecil. Kami gunakan kurang lebih 10 angkutan,” ujarnya.
Pantauan di lapangan, material banjir bandang masih banyak berserakan, baik yang masuk ke rumah warga, aliran sungai, dan jalan permukiman. Kata Atang, sebagaiman hasil rakor, salah satu upaya mencegah kembali banjir bandang yakni dengan melakukan normalisasi Sungai Cisurupan.
Selain normalisasi sungai, tim SAR dan relawan juga membantu membersihkan rumah-rumah yang tertimbun material banjir bandang. “Mengingat sekarang sedang musim hujan maka bisa berakibat kurang baik. Untuk itu kami maksimalkan normalisasi, kami fokus ke yang menyumba-nyumbat,” katanya. (gun)