RADARSUMEDANG.id, KOTA – Sejumlah pemuda yang tergabung dalam kelompok seni Pamarisen Desa Mekarjaya Kecamatan Sumedang Utara memiliki tradisi membangunkan sahur selama bulan Ramadan. Caranya, dengan berkeliling kampung sambil memainkan musik tradisional tanjidor (tanji kuda renggong), seperti gitar, goong, terompet, bajidor, kenong, tarantang hingga kecrek.
Tokoh seni sekaligus Pimpinan Tanjidor Dusun Pamarisen Popo mengatakan, kegiatan membangunkan sahur di setiap bulan Ramadan dilakukan secara sukarela atau tidak meminta bayaran.
“Alat musik yang dibawa alat musik kuda renggong atau tanjidor dan ini masih tahap belajar. Kegiatan ini inisiatif kami setiap hari selama bulan ramadan untuk membangunkan sahur,” kata Popo, Kamis (22/3).
Kegiatan membangunkan sahur, kata Popo, di mulai pukul 02.00 hingga pukul 03.30 WIB. Selain membantu warga agar tidak terlambat bangun sahur, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya melestarikan kesenian serta mempererat tali silaturahmi sesama warga.
“Dengan cara ini mudah-mudahan bisa jadi ladang ibadah dan mendapatkan berkah, agar warga tidak terlambat bangun sahur. Kedepannya kami berharap kepada pemerintah desa agar membantu membelikan peralatan musik yang kondisinya saat ini sudah mulai rusak. Sehingga kedepannya bisa tambah meriah lagi untuk membangunkan warga saat sahur atau pun buat di acara lainnya,” ucapnya.
Sementara itu salah seorang warga, Indra Rodiana mengaku terbantu dengan kegiatan para pemuda tersebut, untuk membangunkan warga agar tidak terlambat sahur.
“Alhamdulilah terbantu adanya sejumlah pemuda ini yang membangunkan sahur dengan alat musik tanjidor ini. Sehingga warga tidak kesiangan untuk menyantap sahur,” kata Indra. (gun)