STIKES Kuningan Bantu Dinkes Turunkan Angka Stunting Lewat Kader Posyandu

oleh

RADARSUMEDANG.ID – Dalam rangka membantu Dinas Kesehatan dalam pencegahan angka stunting, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Kuningan memberikan edukasi kepada para kader Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Padasuka.

Salah seorang Mahasiswa Pascasarjana STIKES Kuningan, Rini Raniati mengatakan berdasarkan hasil bulan penimbangan balita selama 3 tahun terakhir, angka stunting masih di atas 10 persen di 4 desa ini termasuk Desa Girimukti.

Karenanya para mahasiswa dan dosen memberikan pelatihan kepada para kader posyandu untuk dilatih bagaimana pola asuh ibu pada anak usia 6-24 bulan.

Kami lakukan pengabdian pelatihan kepada kader-kader posyandu supaya dikemudian hari bisa disampaikan ke ibu balita. Kita juga berikan edukasi tentang makanan pendamping (MP) ASI seusai yang diberikan pelaksanaannya di rumah tangga,” kata Rini di Aula Desa Girimukti, Jum’at (18/6).

Diharapkan lanjutnya, para kader posyandu akan melatih kader lainnya juga kepada Ibu balita.

“Mudah-mudahan sesuai harapan. Karena Pak Bupati sudah menargetkan, penurunan angka stunting harus kurang dari 10 persen,” ujarnya.

Senada salah seorang Dosen Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKES Kuningan Dr. Hj. Mamlukah, SKM.M.Kes menuturkan, pengabdian masyarakat merupakan salah satu program rutin yang dilaksanakan prodi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Kendati demikian pengabdian masyarakat yang dilakukan berupa kegiatan pelatihan pemberdayaan kader posyandu untuk mencegah stunting.

“Para mahasiswa diharapkan berpatisipasi dalam mengurangi angka stunting di desa ini. Kita mencegah di masa kehamilan. Maka disini kader posyandu merupakan ujung tombak dalam masalah kesehatan. Termasuk dalam hal ini mencegah angka kematian ibu dan bayi,” tuturnya.

Sementara Kabid Sumberdaya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang Ekki Riswandiah menyambut baik kehadiran mahasiswa Pascasarjana STIKES Kuningan. Terlebih kehadiran mereka akan menjadi kepanjangan tangan dari Dinas Kesehatan yang saat ini sedang terfokus pada penanganan Covid-19.

“Tentunya target pemberian informasi analisa resiko kader lebih terpicu zero stunting membantu Dinkes. Meskipun angka stunting kita sudah dibawah target, tapi kami perlu bantuan para kader kader posyandu. Termasuk kita juga butuh bantuan dari bapa dan karang taruna supaya tumbuh lagi generasi stunting,” jelas Ekki. (jim)

berdasarkan hasil bulan penimbangan balita selama 3 tahun terakhir, angka stunting masih di atas 10 persen di 4 desa ini termasuk Desa Girimukti.

Karenanya para mahasiswa dan dosen memberikan pelatihan kepada para kader posyandu untuk dilatih bagaimana pola asuh ibu pada anak usia 6-24 bulan.

Kami lakukan pengabdian pelatihan kepada kader-kader posyandu supaya dikemudian hari bisa disampaikan ke ibu balita. Kita juga berikan edukasi tentang makanan pendamping (MP) ASI seusai yang diberikan pelaksanaannya di rumah tangga,” kata Rini di Aula Desa Girimukti, Jum’at (18/6).

Diharapkan lanjutnya, para kader posyandu akan melatih kader lainnya juga kepada Ibu balita.

“Mudah-mudahan sesuai harapan. Karena Pak Bupati sudah menargetkan, penurunan angka stunting harus kurang dari 10 persen,” ujarnya.