RADARSUMEDANG.ID – Belum menerima uang pembebasan lahan dan bangunan, akibat terdampak Tol Cisumdawu, DKM Masjid Nurdjannah di blok Tagog Desa Cibeureuyeuh, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang melakukan aksi pemasangan spanduk di masjid. Pantauan di lapangan ada 3 spanduk dipasang di depan masjid bertuliskan pertanyaan pembebasan masjid yang ada di tengah proyek Tol Cisumdawu Seksi V.
Ketua DKM Masjid Nurdjannah, Budi Hermanto mengatakan, meski resum pembebasan masjid sudah keluar pada November 2021, namun pihaknya belum menerima uang ganti rugi ataupun dibuatkan masjid baru. Padahal pihaknya sudah menyiapkan lahan untuk pembangunan masjid baru.
“Sudah disepakati pembebasan Rp 1,5 milyar, resum juga sudah keluar. Tapi hingga saat ini kami belum terima uangnya,” katanya, Senin (30/5).
Masjid Nurdjannah berlokasi di pinggir Jalan Raya Legok-Conggeang dan menjadi satu-satunya bangunan yang masih berdiri di area tersebut. Padahal bangunan lain di sekitarnya sudah dibebaskan dibongkar. Otomatis kini Masjid Nurdjannah berada di tengah-tengah proyek tol.
“Masjid masih aktif, digunakan warga untuk solat berjamaah, meskipun harus berjalan memutar lebih jauh. Karena di sekitar masjid ini sudah tidak ada penduduknya, kanan kiri depan belakang sudah dibongkar, sudah pada pindah,” ucapnya.
Karena ‘dikepung’ pengerjaan proyek tol, setiap harinya masjid dipenuhi debu. Sehingga pengurus masjid harus sering membersihkannya. Akibat ketidaknyamanan itu, kata Budi, jamaah masjid pun semakin berkurang.
“Sampai saat ini Masjid Nurdjannah belum direlokasi oleh pemerintah, pejabat terkait atau siapapun itu yang bertugas membangun kembali Masjid Nurdjannah,” kata Budi.
Pihaknya bersama nadzir wakaf masjid sudah berkali-kali mempertanyakan proses pembebasan lahan masjid ke pihak terkait. Namun hingga kini belum mendapat kepastian kapan masjid akan dibebaskan.
“Alasannya sampai sekarang masih belum jelas apakah keterlambatan, atau birokrasi. Saya kurang memahami birokrasi pembangunan masjid. Yang jelas sampai sekarang kami DKM, nadzir dan warga terus memberikan pertanyaan kapan masjid direlokasi ke tempat yang baru,” ucapnya.
Budi menuturkan, sebelum bulan Ramadan kemarin digelar musyawarah antara CKJT, PT. Adhi Karya (pihak pelaksana pembanguan tol Seksi V), dan warga. Dalam musyawarah tersebut pihak tol mengatakan ingin membongkar masjid yang tanahnya akan digunakan untuk pengalihan jalan Conggeang-Buahdua.
Namun warga menolak keinginan tersebut lantaran pihak tol tidak memberi kepastian kapan masjid akan direlokasi. “Kami meminta, menuntut kepada pemerintah atau siapapun yang terlibat membangun masjid ini agar segera diwujudkan,” ujarnya. (gun)