RADARSUMEDANG.ID – Meskipun bersebelahan, namun Kecamatan Paseh dan Kecamatan Cisarua selama ini tidak memiliki akses penghubung langsung yang dapat dilintasi kendaraan mobil. Dambaan dan harapan masyarakat sekitar yang selama ini belum terwujud agar akses dapat dilintasi kendaraan mobil, kini bakal terealisasi.
Anggota DPRD Sumedang Dapil 3 (Paseh) Agung Gundara dan Dapil 2 (Cisarua) Endang Taufiq sudah dua kali turun langsung ke lokasi bersama pihak terkait. Lokasi dimaksud adalah di Desa Cimara, Kecamatan Cisarua belum lama ini dan Desa Haurkuning, Kecamatan Paseh pada Selasa (7/6).
“Harapan keinginan dari masyarakat memang sudah sejak lama, karena terputusnya jembatan itu sudah terjadi puluhan tahun yang lalu. Saya berharap karena memang lokasi tersebut adalah jalan akses pertanian yang paling utama, kemudian juga untuk bagaimana kita mendongkrak selain dari pertanian yaitu pendidikan, sosial dan lain-lain,” jelas Agung.
Diharapkan dengan akses jalan tersambung itu bisa sesegera mungkin terealisasi. Sekalipun ada beberapa proses dan tahapan yang memang harus perlu ditempuh lebih lanjut lagi. “Karena kami melaksanakan ini baru dua kali ke lapangan beserta dengan tenaga tekhnis dari dinas pekerjaan umum untuk mengkaji sejauhmana dari sisi aspek tekhnis, nanti kedepan harus seperti apa,” ungkapnya.
Sehingga ketika nanti sudah ada kajian tekhnis dari Dinas PU, pemdes setempat segera menyelesaikan persoalan yang ada di bawah terkait dengan kondisi lahan dan sebagainya untuk akses menuju jembatan itu. Membangun jembatan dibutuhkan sepanjang sekitar 60 meter dan berikut perbaikan jalan dengan total sepanjang sekitar 1 kilometer. Sedangkan lebar aksesnya sekitar 6 meter.
Diperkirakan total kegiatan akan menelan anggaran sekitar Rp 12 Milyar. “Misalkan gambaran angka sedemikian rupa, saya rasa tak ada kendala lagi. Itu sudah pasti lancar,” ucap kader PKB itu.
Jembatan yang dulunya sempat terputus itu terbuat dari rangkaian bahan bambu. Jembatan tersebut membentang di atas Sungai Cibeureum. Selain bekas akses dimaksud, sekarang ini juga terdapat tiga lintasan tersambung antara wilayah Kecamatan Paseh dan Cisarua. Hanya saja tiga lintasan tadi tetap tidak dapat dilintasi mobil.
Senada dengan itu, Endang Taufiq mengatakan, pada prinsipnya bupati memang menginginkan semua akses mobilitas dari seluruh elemen masyarakat bisa berjalan dengan lancar. Apalagi ini berkaitan dengan jembatan penghubung Paseh dan Cisarua.
“Ini strategis dalam pembangunan sosial, ekonomi, pariwisata juga bagian di dalamnya termasuk juga pendidikan. Kita dari dewan sudah membuat statemen untuk program prioritas ini, mudah-mudahan harapan kami bisa direalisasikan kedepan,” harapnya.
Kader PPP menambahkan, agar apa yang menjadi kebutuhan tekhnis di lapangan didanai oleh APBD. “Harapan kami bisa terealisasi lebih cepat, mungkin kalau hitungan kas-nya di tahun 2023 dan ini yang menjadi statemen beliau (bupati),” sebut Endang Taufiq.
Sementara itu, Kepala Desa Haurkuning, Mumuh menerangkan, kegiatan sosialisasi terkait masalah untuk mempersatukan akses wilayah Cisarua-Paseh sedang terus diupayakan. Hal itu agar menyambung jembatan yang bisa nyaman dilintasi mobil.
Kegiatan didukung para dewan DPRD Sumedang, para tokoh dan dari kedua unsur pemerintahan kecamatan Paseh dan Cisarua. “Mudah-mudahan bisa terbukti dengan pengajuan-pengajuan untuk jembatan penyambung dua kecamatan itu,” harap Mumuh.
Terkait status kepemilikan sebagian tanah milik warga dan sebagian tanah lainnya milik pemerintah untuk digunakan kepentingan umum. “Perencanaan ini langsung dari Pemkab, usulan pemdes di dua kecamatan untuk menyambungkan dua kecamatan itu,” katanya. (tri)