RADARSUMEDANG.ID – Upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok usaha jamur dalam pengolahan limbah baglog jamur tiram menjadi pupuk organik dan grow block, Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui program pengabdian kepada Masyarakat menggelar pelatihan dan pendampingan terapan teknologi pengolahan limbah Baglog Jamur Tiram di Kabupaten Sumedang.
Ketua tim, Dr. Ir. Eri Mustari, M.P. mengatakan, bahwa sasaran kegiatan tersebut yakni kelompok usaha jamur tiram putih di kelompok usaha jamur Rancage, Dusun Cipari, Desa Sarimekar, Kecamatan Jatinunggal dan Kecamatan Wado yang dilaksanakan dari tanggal 4 Juli sampai 28 Juli 2022.
“Selain memberikan pengetahuan dan keterampilan juga meningkatkan pemahaman anggota kelompok dan masyarakat tentang prinsip zero waste dan sustainability pada proses produksi jamur tiram, termasuk memberikan pengetahuan manajemen produksi dan pemasaran pupuk organic dan grow block,” ucap
Dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati / (SITH) itu.
Dr. Eri Mustari menjelaskan, Agribisnis jamur tiram merupakan sektor yang turut memberikan sumbangan bagi sektor pertanian, baik produk maupun tenaga kerja. Jamur tiram merupakan komoditas pertanian yang memiliki peran penting sebagai sumber nutrisi berkualitas. Peningkatan pemahaman terhadap manfaat jamur tiram sebagai sumber nutrisi sehat berprotein tinggi menyebabkan permintaan pasar terus meningkat.
“Kelompok usaha rancage telah menjalankan usaha budidaya dan pemasaran jamur tiram sejak tahun 2018. Tingkat produksi jamur segar telah mencapai 10 kg per hari (0,3 ton per bulan) yang telah dipasarkan dalam bentuk segar dan olahan,” katanya.
Menurutnya, permasalahan yang dihadapi adalah melimpahnya limbah dari proses
budidaya berupa baglog sisa panen. Limbah baglog sisa panen merupakan media tanam jamur yang telah ditumbuhi
miselium jamur yang sudah tidak produktif dalam menumbuhkan tubuh buah jamur.
“Limbah baglog jamur akan
menimbulkan berbagai masalah diantaranya menjadi media berkembangnya rayap dan inang bagi jamur pathogen.
Penanganan limbah baglog jamur tiram dapat dilakukan melalui pemanfaatannya dalam bidang pertanian, yakni melalui teknologi fermentasi, limbah baglog jamur diolah menjadi pupuk organik padat bokashi, juga untuk pesemaian sayuran microgreen dan media tanam pada sistem hidroponik,” ucapnya.
Selain itu, kata ia, melalui teknik rekat-press diolah menjadi grow block untuk bahan bakar alternatif, juga melalui teknologi fermentasi, limbah sisa jamur tiram putih diolah menjadi pupuk organik cair
“Kami Tim yang bekerjasama dengan UPTD Balai Latihan Kerja, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumedang, dan kegiatan ini secara serampak dipusatkan
di kantor UPTD Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumedang, yang dimulai pada tanggal 4 Juli 2022 oleh Bapak Bupati Kabupaten Sumedang Dr. H. Dony Ahmad Munir ST,MM. yang sekaligus membuka berbagai jenis dan bidang kegiatan pelatihan lainnya termasuk pelatihan budidaya jamur tiram putih,” tambahnya.
Kendati demikian, lanjut ia, selanjutnya kegiatan pelatihan jamur tiram putih ini difokuskan dikelompok usaha jamur rancage, dengan tim program terdiri dari anggota kelompok keahlian Sains dan
Bioteknologi Tumbuhan (Dr. Ir. Eri Mustari, M,P.) dan anggota kelompok keakhlian Genetika dan Bioteknologi Molekuler SITH ITB (Dr. Ir. Dadang Sumardi, M.P.), Anggota kelompok keakhlian Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk (Dr. Ir. Rika Alfiani, M.P.), juga dari anggota kelompok keakhlian Sistem dan Pemodelan Ekonomi
SAPPK ITB (Dr. Ir. Kartib Bayu, M.Si.; Ir. Edi Kusniadi, M.SP. dan Deni Nugraha, SE.,M.Si.).
“Kami juga bekerjasama dengan pengusaha jamur tiram di kabupaten Sumedang Drs. Yusuf Hidayat, S.T. juga pengusaha jamur tiram putih
kabupaten Majalengka Dendi Nurdian S.Kom. Kami memandang perlu untuk memberikan pelatihan dan pendampingan terapan teknologi pengolahan limbah baglog jamur tiram khususnya kepada Kelompok Usaha Rancage dan umumnya kepada masyarakat Desa Sarimekar, Kecamatan Jatinunggal dan Kecamatan Wado,” katanya.
Eri mengaku, Pendekatan yang akan digunakan dalam kegiatan program pengabdian kepada masyarakat, yakni melalui metode pendekatan individu dan kelompok, sedangkan metode komunikasi yang dibangun melalui metode komunikasi
langsung dan metode komunikasi tidak langsung.
“Pelaksanaan kegiatan meliputi persiapan, adaptasi konsep desain dan pentahapan pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan desain kegiatan, sinkronisasi dan koordinasi kegiatan dengan stakeholder, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan workshop produk hasil pelatihan.
Sementara target capaian dari kegiatan ini adalah peningkatan pemahaman anggota kelompok dan masyarakat tentang
prinsip zero waste dan sustainability pada proses produksi jamur tiram, peningkatan keterampilan anggota kelompok usaha dalam pengolahan limbah baglog jamur tiram menjadi pupuk organik dan grow block, peningkatan pengetahuan manajemen produksi dan pemasaran pupuk organik dan grow block, dan terciptanya lapangan usaha baru dalam pembuatan pupuk organik dan grow block berbahan dasar limbah baglog jamur tiram,” ucapnya.
Kegiatan tersebut, tambah Eri, akan ditutup tanggal 28 Juli 2022 dengan menggelar workshop bazar dengan menampilkan bibit jamur tiram putih, jamur tiram putih, hasil olahan jamur seperti crispy jamur, kripik jamur, baso berbahan dasar jamur, pupuk organik padat (bokashi), bahan bakar grow block dari limbah media jamur, media microgreen, pupuk organik cair.(tha).