Tingkatkan Penghasilan dengan Ilmu Pasca Panen Rempah-rempah

oleh
IST: Kunjungan UPTD BLK Sumedang ke perajin empon-empon Desa Jingkang. Poktan mampu meningkatkan harga jual rempah-rempah, setelah mendapat pelatihan budidaya dan pasca panen.

RADARSUMEDANG.ID – Para petani empon-empon di Desa Jingkang, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang dan sekitarnya bersyukur bisa meningkatkan pendapatan mereka dari pengelolaan pasca panen produk mentah menjadi produk rempah-rempah dalam kemasan.

 

Ketua Kelompok Tani Bumi Medang Wangi Desa Jingkang, Aep Wahito mengatakan, dirinya dan anggota kelompok tani lainnya bisa mendapat keuntungan lebih dari pengolahan empon-empon pasca panen. Ilmu pengolahan pasca panen tersebut, didapat para petani hasil pelatihan di BLK Sumedang dan ITB.

 

“Alhamdulilah, sekarang kelompok tani sudah bisa melakukan pengelolaan pasca panen. Ini hasil binaan dari BLK dan ITB,” katanya.

 

Ia menggambarkan, kencur mentah yang tadinya sebelum diolah harganya rendah, kini memiliki harga jual yang tinggi setelah diolah lebih lanjut oleh kelompok tani. “Tadinya harga Kencur cuma Rp 8000 per kilo. Setalah diolah harganya bisa mencapai Rp 20 ribu per 100 gram,” ujarnya.

 

Ia menambahkan, kelompok tani di wilayahnya sudah bisa memproduksi sendiri rempah-rempah dalam kemasan dan sudah menjual ke pasaran. Mulai dari irisan rempah-rempah sampai bubuk asli, pengemasan hingga pemasarannya oleh anggota kelompok.

 

“Bahkan sudah ada penawaran dari Bekasi untuk penerimaan produknya,” ungkapnya.

 

Sebelumnya, salah satu kelompok tani yang berada di Desa Jingkang ikut serta pelatihan tersebut di UPTD BLK Sumedang. Setelah mendapatkan pembinaan dari BLK, kelompok tani yang dipimpinnya melaksanakan pembinaan ke tiap dusun untuk menularkan ilmu yang diterima.

 

“Sekarang sudah ada 9 kelompok tani dan 135 anggota untuk budi daya empon-empon ini di atas lahan sekitar 227 hektar,” ujarnya.

 

Ia mengungkapkan, pada tahun 2020 bibit yang ditanam jumlahnya cukup besar. Sehingga biaya tanamnya per hektar sampai ratusan juta rupiah.

 

“Waktu itu bibit kencur 300 ton, kunyit 50 ton, jahe 100 ton, lengkuas 50 ton dan pupuk kandang sekitar 14 ribu karung,” ujarnya.

 

Namun demikian, seiring waktu dan bertambahnya pengetahuan, di tahun 2021 bibit-bibit yang ditanam itu menghasilkan hasil panen yang cukup memuaskan. “Hasil panen kencur sekitar 2000 Ton, kunyit 5000 ton, jahe 1000 Ton, lengkuas 3000 ton. Itu data di kelompok tani, belum lagi yang per orangnya,” ucap Aep. (gun)