ITB kembangkan Taman Lebah di Haurngombong

oleh
Ketua Program Studi Rekayasa Hayati SITH ITB Kampus Jatinangor Dr. M. Yusuf Abduh saat memberikan penjelasan mengenai budidaya lebah tanpa sengat kepada warga di Dusun Pangaseran Desa Haurngombong

PAMULIHAN – Upaya mendongkrak potensi yang ada di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) kampus Jatinangor menggelar sosialisasi budidaya lebah tanpa sengat di Dusun Pangaseran Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan. Jumat (11/10).

Ketua tim penelitian budidaya lebah tanpa sengat yang juga Ketua Program Studi  Rekayasa Hayati SITH ITB Kampus Jatinangor Dr. M. Yusuf Abduh mengatakan pihaknya mensosialisasikan hasil penelitian tentang lebah dan manfaatnya kepada masyarakat. Bagaimana akhirnya salah satu target penelitian ini adalah membangun taman lebah supaya orang bisa mengenal apa itu lebah, melihat sendiri dan melihat produksi propolis dan madu itu yang dikemas menjadi menarik.

“Dengan dibuatnya taman lebah ini supaya orang bisa melihat lebih dekat, dan menarik orang datang. Tidak hanya cuma datang melainkan belajar dan bisa mencicipi produknya dan bisa dibawa pulang produknya,” ucapnya kepada Radar Sumedang.

Dr. M. Yusuf Abduh menambahkan, taman lebah tersebut merupakan bagian dari program SITH, salah satu sekolah dan fakultas di ITB untuk membangun kawasan Haurngombong seluas 3 hektar menjadi stasiun Bio Inovasi.

“Akhir tahun ini atau tahun depan akan dibuka stasiun Bio Inovasi yang didalam akan ada taman lebah, pertanian, perkebunan dll. supaya nanti mahasiswa bisa melakukan penelitian disini dan dosen melakukan risetnya disini. Selain itu bisa melakukan kegiatan masyarakat supaya nanti masyarakat bisa terlibat dalam program-program itu,” tambahnya.

Harapan bagi masyarakat, kata ia, bisa mendapatkan manfaatnya baik dari segi ilmu dan juga bisa menggunakan teknologi yang dikembangkan. Sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan ada jual beli produk atau informasi.

“Ide awal yang akan dilakukan ingin membangun sebagai eduwisata jadi karena sekarang dikembangkan sebuah konsep berwisata tapi juga ada elemen edukasinya. Dengan taman lebah ini bisa menikmati dan belajar tentang lingkungan tapi bisa merasakan produk yang dihasilkan,” katanya

Sehingga orang yang datang, lanjut ia, selain berwisata juga akan membawa propolis karena madu dan propolis ini sangat spesifik unik dimasing-masing daerah karena tanamannya berbeda.

“Harapannya nanti kalau dikembangkan eduwisata orang bisa datang juga bisa belajar membawa pulang produk dan poto-poto,” ujarnya.

Ia menjelaskan, masyarakat di Dusun Pangaseran Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan mayoritas merupakan petani. Sehingga dengan lebah ini bisa meningkatkan produktifitas. Tentu akan lebih sulit apabila petani harus menjual langsung propolis madu dari lebah itu sendiri.

“Kita sudah bekerjasama dengan pihak ketiga, supaya propolis yang dihasilkan oleh para petani tadi pihak ketiga akan membelinya dan nanti akan ada skema kerja seperti apa. Intinya kalau petani disini menghasilkan produk kita akan menampungnya jadi jangan takut,” katanya.

Sementara, salah seorang warga setempat Juju mengapresiasi kegiatan tersebut dengan harapan dapat mensejahterakan masyarakat sekitar.

“Budidaya lebah tanpa sengat ini sangat bagus sebagai sampingan warga memperoleh penghasilan selain bertani dan beternak,” ucapnya.

Ia mengaku bangga dengan adanya lahan ITB diwilayah Desa Haurngombong lantaran bisa memberikan ilmu serta manfaat untuk meningkatkan produktifitas bertani, berternak dll. (tha).