RADARSUMEDANG.ID – Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat, kali ini dilaksanakan di Desa/Kecamatan Rancakalong dengan tema Peningkatan Kapasitas Kelompok Wanita Tani melalui Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan Model Integrated Farming System sebagai Sumber Pangan Keluarga yang digelar dari mulai hari Sabtu (19/11) sampai Senin (21/11) lalu.
Kegiatan yang diketuai dan pemateri Dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati/SITH-ITB Ir. Yeyet Setiawati, M.P. beranggotakan sekaligus pemateri yakni Dr. Ir. Mia Rosmiati, M.P., Dr. Ir. Dadang Sumardi, M.P., Dr. Ir., Asep Hidayat, M.P., Diah Nofitasari, S.T dan Mahasiswa MBKM SITH-ITB Dandi Muhamad Zaki.
Ketua tim program pengabdian kepada masyarakat, Ir. Yeyet Setiawati., M.P. mengatakan, tujuan pelaksanaan program Pengabdian Masyarakat ini adalah meningkatkan kemampuan anggota KWT Hanjuang Bungur dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan, tanaman hortikultura serta pemeliharaan ikan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan ekonomi lokal, sehingga diharapkan mampu
“Selain itu juga untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota KWT dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian melalui pemanfaatan lahan pekarangan sehingga kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi, juga dapat meningkatkan jiwa wirausaha dan pengetahuan masyarakat (anggota KWT) mengenai manajemen usahatani di lahan pekarangan sehingga diharapkan mereka dapat membuat unit usaha baru sebagai sumber mata pencaharian bagi keluarga mereka. Meningkatkan pendapatan masyarakat di Kecamatan Rancakalong,” ucapnya kepada Radar Sumedang. Selasa (29/11).
Ir. Yeyet menambahkan, sejak pandemi COVID-19 pada awal tahun 2019, seluruh dunia termasuk Indonesia menyebabkan aktivitas sosial ekonomi masyarakat menjadi terbatas yang berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka memulihkan ekonomi masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan, tim PPM ITB melaksanakan pelatihan dan pembinaan kepada masyarakat melalui kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan rumah dengan berbagai tanaman atau memelihara ikan dan lebah untuk mendukung pemenuhan pangan keluarga.
“Upaya ini sejalan dengan salah satu strategi Kementerian Pertanian RI dalam menghadapi pandemi COVID-19, yaitu mengoptimalkan lahan pekarangan dengan tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Ketahanan pangan keluarga di masa dan pasca pandemi COVID-19 menjadi semakin penting untuk mendukung kecukupan ketersediaan pangan dan meningkatkan imunitas anggota keluarga, baik dari jumlah, kualitas, keragaman, maupun keterjangkauan atau kemudahan untuk memperolehnya,” tambahnya.
Menururnya, alasan kegiatan dilaksanakan di Kelompok Wanita Tani (KWT) Hanjuang Bungur, karena sebelumnya mayoritas masyarakat disana telah memanfaatkan lahan pekarangannya dengan tanaman sayuran, namun belum diimbangi dengan manajemen usaha yang optimal, sehingga diperlukan pelatihan dan pembinaan supaya pemanfaatan lahan pekarangan menjadi lebih optimal melalui inovasi pemanfaatan lahan pekarangan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari, meningkatkan kemampuan anggota KWT Hanjuang Bungur dalam memanfaatkan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan, tanaman hortikultura, serta pemeliharaan ikan secara integrated farming system melalui pembuatan sistem hidoponik rakit apung.
“Pemilihan sumber pangan atau komoditas pertanian dan ikan yang dikembangkan sangat tergantung kepada luas lahan pekarangan serta saprodi dan bahan pendukung yang tersedia. Selain pelatihan serta pembuatan-pembuatan instalasi pilot projek model pemanfaatan pekarangan dengan pendekatan integrated farming system antara budidaya tanaman baik di lahan maupun secara hidroponik rakit apung dengan menanam kangkung dan selada, beternak lebah, dan memelihara ikan bersama,” ucapnya.
Ir. Yeyet Setiawati dan Dr. Ir. Asep Hidayat, anggota kelompok tani juga diberikan pelatihan mengenai manajemen usaha serta manajemen keuangan yang diberikan oleh Dr. Ir. Mia Rosmiati, M.P. sehingga harapannya para anggota dapat menjual produknya dengan harga pasar yang sesuai dengan mempertimbangkan biaya produksi dan daya beli konsumen, sementara untuk menambah pemasukan bagi kelompok, Dr. Ir. Dadang Sumardi, M.P. juga memberikan pelatihan pengolahan tomat menjadi dodol dan selai untuk meningkatkan penjualan produk.
“Kegiatan bercocok tanam atau beternak di lahan pekarangan ini dapat memberikan keuntungan ganda, yaitu mengurangi kejenuhan dengan kegiatan bermanfaat dan memperoleh pangan sehat untuk keluarga sekaligus mengurangi pengeluaran untuk membeli bahan pangan,” katanya.
Oleh sebab itu, lanjut ia, harapannya kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan tidak hanya dilakukan pada saat pandemi COVID-19 saja, tetapi diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan atau terus-menerus, artinya masyarakat yang memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga harus berupaya agar produktivitas lahan pekarangan tetap berlangsung dengan basis sumberdaya tanaman/ternak/ikan.
“Selain itu berkelanjutan secara ekonomis, keluarga atau rumah tangga dapat mencukupi kebutuhan pangannya dari pekarangan sekaligus mampu mengembalikan tenaga dan biaya yang dikeluarkan dari kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan tersebut,” tutupnya. (tha)