Peringatan Hari Santri Nasional Berlangsung Meriah di PPS

oleh
Sejumlah santri saat mengikuti defile dari sejumlah pondok pesantren dari 26 kecamatan di Kabupaten Sumedang berkolaborasi dengan ASN di lingkungan Pemkab Sumedang pada peringatan HSN tahun 2023 tingkat Kabupaten Sumedang di Lapangan PPS, Senin (23/10).

RADARSUMEDANG.id, KOTA – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2023 tingkat Kabupaten Sumedang berlangsung meriah. Semua santri-santriwati tumpah ruah di lapangan PPS, Senin (23/10).

Mereka yang berasal dari sejumlah pesantren juga sekolah-sekolah yang ada dibawah naungan Kementerian Agama ini membawa berbagai kreasi untuk memeriahkan HSN yang biasa diperingati setiap tanggal 22 Oktober. 

Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman mengatakan, peringatan HSN tahun ini selain melibatkan pendidikan Islam juga melibatkan SKPD untuk bersama-sama menuntaskan persoalan kemiskinan dan penurunan stunting. Terlebih tema nasional peringatan HSN tahun ini adalah Jihad Santri Katakan Negeri. Sedangkan tema untuk tingkat Kabupaten Sumedang Lawan Stunting dan Kemiskinan. 

“Kami sajikan ‘kamonesan’ kolaborasi antara para santri di berbagai pondok pesantren (ponpes) bersama para ASN di 29 SKPD di lingkungan Pemkab Sumedang. Saya berharap spirit santri bisa ditransformasikan dalam jiwa ASN. Begitupun sebaliknya spirit ASN dalam membangun negeri khususnya dalam mengentaskan kemiskinan dan stunting bertransformasi ke para santri,” kata Herman

Adapun kata dia, komitmen pemerintah daerah bersama para kyai juga para ulama bersama-sama ikut menangani persoalan kemiskinan dan stunting yang merupakan prioritas dalam satu tahun kedepan.

“Santri bisa menjadi agent of change atau pembaruan pembangunan di daerahnya masing-masing, bisa menjadi perwujudan kemandirian pesantren. Karena kemiskinan salah satu kuncinya adalah kemandirian dan produktivitas,” ujarnya.

Selain itu sekarang para santri sangat kreatif apalagi didasari oleh semangat jihad sehingga penanganan kemiskinan dan stunting bisa akseleratif dari santri untuk masyarakat.

Yang menjadi fokus kita adalah zero new stunting alias tidak ada stunting baru sehingga diharapkan santri memberikan kontribusi mulai dari. Mengingat sebagian para santri merupakan remaja putri sehingga harus mengkonsumsi tablet tambah darah. Termasuk bagaimana santri mengedukasi ibu hamil dan keluarga terdekat. 

“Kalau santrinya bergerak menjadi agent of change seperti jihad yang dimaknai dalam konteks kekinian atau dalam perspektif pembangunan bagaimana berkontribusi dalam penurunan angka kemiskinan dan stunting bersama ASN dan komponen masyarakat,” katanya. (jim)