RADARSUMEDANG.ID, JATINANGOR – Rumah Sakit Universitas Padjadjaran yang berlokasi di kampus Jatinangor ini direncanakan akan membuka layanan secara terbatas (soft launching) pada minggu terakhir Maret 2024.
Soft launching dilakukan menyusul pembangunan tahap pertama gedung telah rampung dilakukan. Direktur Utama RS Unpad, Herry Herman, dr., Sp.OT., PhD, mengatakan, pendirian RS Unpad dilakukan untuk berkontribusi memenuhi kebutuhan pelayanan rumah sakit, khususnya bagi masyarakat Jawa Barat.
“Selain untuk menunjang pendidikan kesehatan di Unpad, RS Unpad juga melayani masyarakat Jawa Barat,” ujarnya. Ia menambahkan, berdasarkan analisis Kementerian Kesehatan RI, Provinsi Jawa Barat setidaknya memerlukan penambahan ribuan jumlah tempat tidur di rumah sakit.
“Sayangnya, jumlah dokter maupun fasilitas kesehatan masih belum memenuhi target jumlah tempat tidur tersebut,” katanya.
Kabupaten Sumedang sendiri merupakan salah satu wilayah yang masih membutuhkan rumah sakit baru.
“Sumedang masih kekurangan 600 tempat tidur untuk jumlah jiwa yang ada di Kabupaten Sumedang. Untuk itu, pembangunan tahap pertama RS Unpad akan menyediakan sekitar 200 tempat tidur,” kata Herry.
Herry menyebut bahwa pembangunan RS Unpad akan terus berlanjut melalui skema Kerjasama Pemerintah-Badan Usaha (KPBU). Melalui skema KPBU ini, gedung tahap dua RS Unpad direncanakan akan menampung lebih banyak pasien.
“Insyaallah nanti di akhir tahun, di kuartal ketiga (2024), kita akan launching untuk pembangunan gedung B dan gedung C,” imbuh Herry.
Herry menjelaskan, untuk operasional terbatas RS Unpad akan membuka pelayanan rawat jalan (poliklinik), Instalasi Gawat Darurat, laboratorium, dan pelayanan farmasi. Pelayanan poliklinik sendiri meliputi spesialis penyakit dalam, spesialis kandungan (obstetrik dan ginekologi), spesialis anak, serta diagnostik bedah, mata, THT, kulit dan kelamin, neurologi, dan rehabilitasi medis. Pelayanan laboratorium yang dibuka meliputi patologi klinik, patologi anatomi, dan radiologi.
“Untuk pelayanan rawat inap sementara masih kita rujuk untuk sementara waktu. Untuk tindakan kecil yang bisa dikerjakan di poli, kita kerjakan,” kata Herry.
Jumlah tenaga kesehatan sendiri dinilai sudah memadai. Para tenaga kesehatan tersebut berasal dari berbagai fakultas rumpun kesehatan yang ada di Unpad. Ke depan operasional RS Unpad juga akan diisi oleh para tenaga koas dan residen yang sedang menempuh pendidikan dokter.
“Untuk sementara kita masih rumah sakit pendidikan jejaring. Tugas utama selain pelayanan ke masyarakat adalah untuk mendidik calon dokter dan dokter spesialis,” ujar Herry.
Herry mengatakan, RS Unpad bisa dimanfaatkan oleh sivitas akademika maupun masyarakat umum dengan kekhususan tenaga kerja, anak-anak, dan wanita usia reproduksi sesuai dengan layanan yang saat ini dibuka. Bagi sivitas akademika, RS Unpad tidak hanya memberikan pelayanan kuratif, tetapi juga pelayanan promotif dan preventif.
“Untuk sivitas akademika, kita lebih senang melakukan promosi berupa pemberian penyuluhan pendidikan kesehatan sehingga bisa tetap produktif sampai akhir hayat,” pungkas Herry. (tha)