Oleh: Imadudin, S.Ag
(Kepala MTs Istigfarlah Sumedang)
RADARSUMEDANG.id – Politik, menurut bahasa Yunani, berasal dari kata polis yang berarti negara. Dalam pengertian yang lebih luas, politik mencakup segala aktivitas yang diciptakan, dipelihara, dan digunakan untuk masyarakat dalam menegakkan peraturan.
Salah satu isu yang perlu segera dikaji dan dianalisis adalah nasib para guru honorer, terutama mereka yang bekerja di sekolah-sekolah swasta. Selama bertahun-tahun, kesejahteraan mereka tidak mengalami perubahan yang signifikan, meskipun perkembangan zaman terus berlangsung dan teknologi semakin maju.
Ironisnya, di negara yang telah merdeka dan mampu mengikuti kemajuan zaman, nasib guru honorer masih belum mendapatkan perhatian yang layak. Kondisi ini dapat dilihat dari pendapatan mereka yang sangat minim dan tidak manusiawi.
Sungguh memprihatinkan ketika guru honorer di sekolah swasta atau madrasah swasta hanya menerima honor sebesar Rp90.000 per bulan. Hingga saat ini, belum ada regulasi yang memastikan pengangkatan mereka sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau Aparatur Sipil Negara (ASN).
Di tengah kehidupan yang semakin modern dan biaya hidup yang semakin tinggi, para guru honorer hanya bisa berharap pada kebijakan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Sudah saatnya pemerintah lebih memperhatikan kehidupan nyata para pendidik di negeri ini.
Perjuangan para guru honorer sangat luar biasa, terutama mereka yang berada di sekolah-sekolah swasta. Meski gaji mereka kecil dan masa depan profesi ini tidak menentu, mereka tetap setia mengabdi demi mencerdaskan anak bangsa. Banyak yang bertanya mengapa mereka masih mau menjadi guru honorer di sekolah swasta yang tidak menawarkan kepastian karier maupun kesejahteraan. Para guru ini menyadari keterbatasan tersebut, namun mereka tetap mengabdi dengan tulus demi masa depan generasi muda yang lebih baik.
Harapan para guru honorer tidaklah berlebihan. Mereka hanya meminta pengakuan yang layak dari pemerintah dalam bentuk nominal yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pemerintah seharusnya tidak mengabaikan mereka, karena bagaimanapun, mereka adalah bagian penting dari upaya mencerdaskan bangsa. Guru honorer di sekolah swasta juga berprestasi dan berperan nyata dalam mendukung program pemerintah di bidang pendidikan.
Saat ini, proses politik sedang berlangsung melalui pemilihan kepala daerah yang akan menentukan pemimpin masa depan. Para guru honorer di sekolah swasta berharap agar pemimpin baru, mulai dari presiden, gubernur, hingga bupati, memikirkan nasib mereka dan segera mengeluarkan regulasi yang memberikan kesejahteraan yang layak. Tidak boleh ada pilih kasih, karena tujuan utama pendidikan adalah sama, yaitu mencerdaskan anak bangsa.(*)