Sejumlah Kendala Teknis dan Keterbatasan Fasilitas Warnai Pelaksanaan ANBK 2024 di Sumedang

oleh
Anggota DPKS Jujun Juhanda (tengah) saat melaksanakan monev ANBK di salah satu SD di Tanjungkerta

RADARSUMEDANG.id, KOTA — Monitoring dan Evaluasi (Monev) Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) Tahun 2024 di tingkat Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Tanjungkerta di hari kedua gelombang pertama berlangsung pada tanggal 28-29 Oktober 2024 dilaporkan berjalan lancar meskipun masih saja ditemui sejumlah kendala teknis. 

Salah seorang Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Sumedang, Jujun Juhanda, yang ditugaskan untuk melakukan Monev ANBK 2024, sekaligus menjaring aspirasi dari para kepala sekolah, K3S, dan komite sekolah di wilayah tersebut. Pada tahap pertama ini, pelaksanaan ANBK dilakukan di tiga sekolah, yaitu SDN Tanjungmekar, SDN Kertamulya, dan SDN Cimuncang. Secara umum, pelaksanaan ANBK berjalan lancar sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Namun, di hari pertama sempat terjadi kendala teknis terkait sinyal jaringan yang tidak stabil, yang kemudian berhasil diatasi.

Jujun Juhanda menyampaikan bahwa pelaksanaan ANBK secara umum berlangsung sesuai harapan. “Pada dasarnya, pelaksanaan ANBK berjalan lancar sesuai dengan SOP yang berlaku, meskipun ada sedikit kendala teknis terkait sinyal jaringan yang sempat tidak stabil pada hari pertama. Namun, hal ini berhasil diatasi,” ujarnya.

Dalam monev ini, ketiga SDN tersebut melaksanakan ANBK secara mandiri. Namun, SDN Tanjungmekar harus menggunakan fasilitas teknologi informasi (IT) di SDN Cigentur karena belum memiliki perangkat Chromebook dan sarana IT yang memadai untuk pelaksanaan ANBK. Kepala SDN Tanjungmekar, Dian Sudrajat, menyatakan bahwa pihak sekolah telah beberapa kali mengajukan permohonan bantuan kepada Dinas Pendidikan, tetapi belum mendapatkan realisasi.

 “Kami sudah beberapa kali mengajukan bantuan kepada dinas pendidikan terkait fasilitas IT, tetapi hingga saat ini belum terealisasi. Bahkan, kami sempat masuk dalam daftar penerima bantuan tahun 2024, namun daftar itu hilang tanpa penjelasan dari pihak terkait,” ungkapnya.

Selain itu, para kepala sekolah dan komite dari tiga sekolah tersebut juga menyampaikan aspirasi mengenai kebutuhan program rehabilitasi ruang kelas. “Program bantuan rehabilitasi ruang kelas untuk lima tahun ke belakang belum ada lagi, sementara kondisi beberapa ruang kelas di sekolah kami sudah tidak layak dan perlu diperbaiki,” kata salah satu kepala sekolah.

Masalah lain yang menjadi perhatian adalah jumlah siswa yang tidak merata di beberapa sekolah, di mana ada sekolah yang kekurangan siswa, sementara di sekolah lain jumlah siswanya berlebih. Jujun Juhanda menekankan pentingnya perhatian dari pemerintah daerah. 

“Ada sekolah yang siswanya minim dan ada pula yang berlebih. Kami berharap dinas pendidikan dan pemerintah kabupaten dapat memperhatikan dan menindaklanjuti kondisi ini agar semua sekolah mendapatkan jumlah siswa yang seimbang dan layak,” jelasnya.

Dewan Pendidikan Kabupaten Sumedang berharap agar Dinas Pendidikan dan Pemerintah Kabupaten Sumedang memperhatikan dan menindaklanjuti berbagai permasalahan serta aspirasi dari sekolah-sekolah dasar di wilayah Tanjungkerta untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di daerah tersebut.(rik)