‘MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA’ satu dari sekian amanat yang tercantum dalam UUD 1945. Disebutkan juga dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang singkatnya menyatakan bahwa pemerintah akan memfasilitasi masyarakat dengan pendidikan yang memadai. Lalu seperti apakah Pendidikan itu?
Dilansir dari Liputan6, menurut Ki Hajar Dewantara ‘Pendidikan adalah penyeimbang sosial yang dapat mengurangi kesenjangan di masyarakat’. Tentu ini hanyalah satu dari sekian banyak kutipan Bapak Pendidikan.
Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya dibutuhkan beberapa skill atau kemampuan yang diperlukan setiap individu agar dapat bertahan dan berkembang di tengah pesatnya kemajuan di berbagai bidang, menjadi unggul dalam bidang yang dia kuasai atau ingin dikuasai.
Sekolah sebagai tempat yang menyediakan beragam hal haruslah memenuhi harapan negara dalam membina putra-putri bangsa. Selain mempersiapkan mereka secara akademik, tentunya mereka harus dibekali dengan kemampuan dalam kehidupan yang sayangnya tidak termasuk dalam mata pembelajaran di sekolah.
Padahal banyak yang mengatakan bahwa skill-skill tersebut yang seharusnya diberitahukan oleh sekolah. Misalnya melalui kegiatan pengenalan lingkungan sekolah atau kegiatan satu semester sekali (SAMESLI) dengan tujuan untuk membekali siswa-siswi selain di bidang akademik.
Dalam kanal Youtube Raymond Chin-seorang pengusaha, konten creator dan CEO di bidang finansial dan investasi dalam videonya berjudul 5 Hal ini Wajib BELAJAR SEKARANG yang berdurasi 10 menit 58 detik mengungkapkan 5 lifeskill yang seharusnya dipelajari di sekolah.
Berikut 5 lifeskill yang seharusnya dipelajari siswa:
- Bagaimana mengambil resiko dan mengatasi kesalahan. Menurut Raymond skill ini penting karena setiap manusia pastinya pernah membuat kesalahan dan mengalami kegagalan. Mereka yang sukses ialah yang belajar daripada kesalahannya.
- Mencari kesempatan atau bagaimana mencari pekerjaan yang bagus, tata krama interview, menggunakan platform online untuk langsung mencari pekerjaan, mencari freelance lewat marketplace atau networking untuk dapat pekerjaan. Itu step penting yang seharusnya diajarkan di sekolah. Tak dapat dipungkiri sebaik apapun prestasi seorang mahasiswa, tetapi jika kekurangan informasi maka potensinya akan terbuang sia-sia.
- Skill mengatur keuangan, terfokus pada budgeting atau perencanaan anggaran. Tidaklah berlebihan rasanya jika siswa maupun mahasiswa diberikan pengarahan dalam merencanakan anggaran keuangan pribadi mereka. Sehingga uang jajan yang diberikan oleh orangtuanya dapat dimanfaatkan dengan lebih baik lagi.
- SocialInteractions atau Interaksi sosial, bagaimana cara melakukan komunikasi efektif, resolusi konflik bagimana cara merespon perbedaan pendapat dan lain sebagainya. Terakhir adalah Activelistening, ternyata mendapatkan informasi dan meningkatkan pengetahuan kita bisa didapatkan lewat mendengarkan secara aktif.
- EmotionalIntelligent atau kecerdasan emosional. Simpelnya bagimana cara mengatur emosi dan mengontrol perasaan kita. Raymond juga menjelaskan 4 hal penting dalam kecerdasan emosional ini seperti Selfawareness yang merupakan pondasi, Selfmanagement atau pengendalian emosi dalam diri, socialawareness atau belajar peka dengan orang di sekitar hingga relationshipmanagement atau bagaimana hubungan dengan orang lain itu bisa tetap baik dalam waktu yang lama.
Lima lifeskilldiatas tentunya tidak harus masuk ke dalam pembelajaran dan disampaikan sebagai mata pelajaran lifeskill, melainkan melalui kegiatan sekolah yang dapat dilaksanakan di awal sebelum masuk pembelajaran atau di akhir sebelum kelulusan. Dapat juga dikemas melalui ekstrakulikuler yang menarik dan bermanfaat bagi siswa maupun mahasiswa.
Contohnya adalah kemampuan pengobatan pertolongan pertama pada kecelakaan, seperti apa yang harus dilakukan saat ada yang terkena luka bakar, luka iris, luka memar, lebam dan sebagainya. Dengan tujuan agar setiap peserta didik mampu dan sigap dalam memberikan pertolongan pertama. Maka setiap peserta harus mengikuti kegiatan setahun sekali dalam sehari untuk pengenalan hal ini. Agar kondusif bisa dilakukan di kelas 11 dan perangkatan. (***)
Penulis adalah Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati-Bandung