RADARSUMEDANG.id, KOTA– Menindaklanjuti Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Nomor 43/PK.03.04/KESRA tentang larangan studi tour yang membebani orang tua siswa, Sekretaris Kelompok Kerja Madrasah Aliyah (KKMA) Kabupaten Sumedang, H. Budiman, S.Pd., MM., menginisiasi alternatif kegiatan edukatif melalui kunjungan ke situs-situs bersejarah lokal. Program ini bertujuan memperkuat pendidikan karakter dan menumbuhkan kecintaan terhadap budaya serta sejarah daerah.
“Kami merekomendasikan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah di Sumedang sebagai pengganti studi tour luar kota. Selain lebih terjangkau, kegiatan ini juga sarat nilai edukatif dan karakter,” ujar H Budiman.
Beberapa lokasi yang direkomendasikan antara lain Gedung Negara Sumedang, Museum Prabu Geusan Ulun, Srimanganti, Makam Cut Nyak Dien, Benteng Palasari, Gunung Kunci, dan Makam Pangeran Santri. Setiap tempat memiliki nilai sejarah dan budaya yang dapat memperkaya wawasan siswa.
Gedung Negara Sumedang, misalnya, merupakan simbol pemerintahan dan sejarah perjuangan daerah. Museum Prabu Geusan Ulun menyimpan berbagai artefak kerajaan Sumedang Larang, memberikan gambaran tentang kejayaan masa lalu. Srimanganti dan Makam Cut Nyak Dien mengajarkan nilai-nilai kepahlawanan dan perjuangan bangsa Indonesia.
Benteng Palasari dan Gunung Kunci adalah saksi bisu pertahanan rakyat Sumedang terhadap penjajahan, mengajarkan pentingnya semangat juang dan nasionalisme. Sementara Makam Pangeran Santri mengingatkan akan peran ulama dalam awal penyebaran agama Islam di Sumedang.
“Dengan mengunjungi situs-situs ini, siswa tidak hanya belajar sejarah, tetapi juga meneladani nilai-nilai luhur seperti keberanian, kejujuran, dan cinta tanah air,” tambah Budiman.
Program ini sejalan dengan konsep Gapura Panca Waluya yang diusung Gubernur Dedi Mulyadi, yang menekankan pembentukan karakter siswa yang cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), pinter (pintar), dan singer (sigap). Melalui kegiatan lokal ini, diharapkan siswa dapat menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memanfaatkan kekayaan lokal, Sumedang menunjukkan bahwa pendidikan karakter dan wawasan kebangsaan dapat dibangun tanpa harus membebani orang tua siswa dengan biaya studi tour yang mahal.(rik)