RADARSUMEDANG.id, JATINANGOR – Pesatnya pertumbuhan industri kosmetik menuntut inovasi yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga aman dan berkualitas. Untuk menjawab tantangan itu, sinergi antara regulator, akademisi, dan pelaku industri menjadi kunci penting.
Hal ini mengemuka dalam seminar dan webinar bertajuk “Dibalik Glamour Kosmetik: Sinergi Inovasi dan Kolaborasi Menjawab Tren, Tantangan, dan Etika Industri” yang digelar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad) bersama Labcos di Gedung Rektorat Unpad beberapa waktu lalu.
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM, Mohamad Kashuri menegaskan, pengawasan industri kosmetik harus melibatkan tiga pilar: pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat.
“Literasi konsumen sangat penting agar tidak terjebak rayuan iklan. Edukasi seperti seminar ini adalah upaya membentuk konsumen yang cerdas,” ujarnya saat menyampaikan materi “Peran Strategis Regulator dalam Mewujudkan Kosmetik yang Aman, Bermutu, dan Bermanfaat.”
Unpad sendiri terus mendorong riset berbasis kebutuhan publik. Direktur Riset, Hilirisasi dan PKM Unpad, Prof. dr. Nur Atik menyebut kolaborasi adalah elemen krusial dalam menciptakan produk riset yang aplikatif.
“Riset tidak bisa dikerjakan sendiri. Kita dorong sinergi antara peneliti, mahasiswa, dan mitra industri,” katanya.
Fakultas Farmasi Unpad juga bersiap membuka Program Studi Sarjana Rekayasa Kosmetik tahun depan. Selain itu, sedang dikembangkan Laboratorium Uji Keamanan, Mutu, dan Klaim Kosmetik yang akan menunjang kebutuhan pengujian produk kosmetik secara pre-market dan post-market.
“Kolaborasi akademisi, industri, dan regulator adalah kunci kemajuan industri kosmetik,” ujar Wakil Dekan Fakultas Farmasi, Prof. apt. Mutakin.
Guru Besar Fakultas Farmasi Unpad, Prof. Dr. rer. Nat apt. Anis Yohana Chaerunisaa, menyoroti pentingnya integritas akademik dalam menjaga kualitas produk.
“Akademisi tidak hanya meneliti, tapi juga memastikan produk yang dihasilkan benar-benar aman dan berkelanjutan,” jelasnya.
Seminar juga menghadirkan pembicara dari berbagai sektor, seperti Dra. Nuning S. Barwa (Tim Ahli Perkosmi), Prof. Dr. Apt. Sriwidodo dan Apt. Cahya Khairani Kusumawulan (Labcos Unpad), serta narasumber dari BPOM, industri, dan dunia medis.
Kegiatan ini menjadi ajang strategis berbagi ilmu dan menjalin kolaborasi antar pemangku kepentingan industri kosmetik. Unpad melalui Fakultas Farmasi dan Labcos menegaskan komitmennya untuk menjadi pionir riset kosmetika yang berdampak langsung bagi masyarakat dan siap bersaing secara global.(tha)