RADARSUMEDANG.id — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengumumkan bahwa mata pelajaran coding (pemrograman komputer) kini akan tersedia sebagai opsi pilihan mulai kelas 5 SD. Ia menegaskan bahwa penerapan ini dilakukan secara bertahap dan diikuti proses pelatihan guru. “Pelatihan secara bertahap… bertahap dan kita bermitra dengan banyak pihak,” jelas Mu’ti saat menghadiri rapat kerja di Komplek Parlemen Senayan.
Mu’ti menyadari bahwa belum semua sekolah memiliki fasilitas maupun tenaga pengajar yang layak. Oleh karena itu, pelatihan bagi guru dapat dilakukan secara mandiri oleh sekolah atau menggunakan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). “Yang memang tidak mandiri bisa dari dana BOS… jadi tidak ada sesuatu yang dianggap membebani guru,” ujarnya Jakarta, 26 Agustus 2025.
Namun, anggota Komisi X DPR, Bonnie Triyana, menyampaikan keprihatinannya terhadap kesiapan sumber daya pengajar. Ia menyebut banyak guru matematika yang ditugaskan mengajar coding setelah hanya mengikuti pelatihan regulasi selama satu minggu—tanpa keterampilan yang memadai. Ia juga menyoroti masalah keterbatasan jaringan internet di banyak sekolah.
Sebagai respons, Mendikdasmen menegaskan bahwa coding dan AI masih diberlakukan sebagai mata pelajaran pilihan hingga kesiapan infrastruktur dan guru tersedianya merata. “Kami masih terus melakukan pelatihan pembelajaran mendalam coding, kecerdasan artifisial… agar guru semuanya ikut pembelajaran mendalam,” tambah Mu’ti.
Sebelumnya, Kemendikdasmen telah menyelesaikan kajian akademik dan uji publik untuk memasukkan coding dan AI sebagai mata pelajaran pilihan pada kurikulum 2025/2026. Implementasi ini digadang-gadang sebagai langkah strategis menyiapkan siswa menghadapi perkembangan digital, dengan pelatihan guru yang telah berjalan sejak Juni 2025.(net)